Rabu, 02 April 2008

Kehidupan "Elizabeth dari Thürigen, Orang Suci dari Eropa


Elisabeth menyumbangkan mantelnya kepada seorang pengemis. Pada saat bersamaan dia menerimanya kembali dari seorang malaikat, sementara itu malaikat lainnya mengenakan mahkota kesucian di atas kepalanya. (foto: institut seni dan galeri kota Städel)Elisabeth menampung orang asing – potongan dari jendela-hias gereja Elisabeth di Marburg.
(foto: Marburg, gereja Elisabeth/Asosiasi umum konggregasi Protestan di Marburg)

Prosa-roman (kalangan istana) dengan tulisan dan gambar tangan dari Heinrichs von Veldeke yang sezaman dengan Elisabeth, sebagian besar tulisan dan gambar tangan terlihat dengan jelas ilustrasi penyajian bergaya budaya istana.

Pada tgl 7 Juli 1207 terlahir di Hongaria seorang anak perempuan yang konon telah mempengaruhi kaum Kristiani di Eropa hingga beberapa abad secara terus menerus dengan semangat kasih dan pengorbanan: Elisabeth von Thüringen. Seorang wanita yang sangat dipenuhi dengan jiwa welas asih bergelora kepada manusia di sekitarnya.

TELADAN UNTUK KEWAJIBAN SOSIAL
Pada tahun ini genap 800 tahun perayaan hari ulang tahun wanita yang unik ini. Di sejumlah kota terdapat inisiatif dan serba-neka aktifitas yang ingin menyampaikan sedikit tentang kehidupannya dan era semasa hidupnya. Terutama di Thüringen dan Hessen terdapat program kebudayaan dan komuni yang beragam. Tahun 2007 diberlakukan sebagai tahun Elisabeth dan menyajikan kepada khalayak peluang untuk mengetahui sedikit tentang wanita dengan kewajiban sosial dan spiritualitasnya yang begitu hidup yang merupakan cahaya bagi banyak orang. Pada masa perang Salib dan kelaparan mewabah dia berkiprah sebagai wanita dan sebagai anak manusia yang menunjukkan konsistensi. Dia memiliki nyali memisahkan dirinya dari lingkungan pergaulannya dan hidup dalam kehidupan sesuai prisip kekristenan.

Sebagai seorang putri raja Hongaria dia termasuk bangsawan papan atas Eropa. Keputusannya untuk melepaskan dirinya dari situ, membuatnya menjadi panutan paling disukai diantara wanita bangsawan pada kalangan istana terpenting di Eropa. Juga 800 tahun sesudah kelahirannya popularitasnya tidak terpatahkan. Banyak gereja, sekolah, rumah-sakit, yayasan, ordo dan taman kanak-kanak dinamakan menggunakan namanya. Dia termasuk orang yang paling dicintai pada keseluruhan masa abad pertengahan. Dewasa ini kota-kota seperti Köln, Nürnberg, Marburg, Straßburg, Udine atau Assisi menjadi saksi pemujaan besar berupa patung, gambar pada jendela, relief kayu, tempayan keramat.

KASIH YANG PENUH PENGORBANAN KEPADA KAUM PAPA
Apa yang membuat kehidupan wanita ini pada masa kehidupannya sudah begitu unik? Wanita ini berkeyakinan harus mematahkan secara radikal statusnya sebagai bangsawan agar bisa mengikuti jiwa dan hati-nuraninya. Dia mendekatkan dirinya dengan yang termiskin dan ternista, walau dia sendiri berasal dari keluarga bangsawan. Dari ketaatannya yang mendalam dia mencari Tuhannya dan melihat Kristus tuannya pada setiap orang miskin dan orang yang menderita. Keputusan untuk kehidupan yang mencintai sesama dengan penuh pengorbanan dipraktekkan olehnya secara konsekuen dalam tindakan. Dia memberikan harta miliknya kepada kaum papa dan menyumbangkan hatinya kepada mereka yang datang kepadanya. Dia memberi makan kepada yang sedang kelaparan dan mendirikan sebuah rumah sakit untuk penderita sakit dan kaum lemah di wilayah sekitarnya. Hal tersebut untuk kala itu adalah suatu langkah yang radikal dan spektakuler. Ketika dia wafat pada tahun 1231 - pada usia baru 24 tahun – dalam waktu yang begitu singkat dia telah meninggalkan jejak-jejaknya. Hanya 4 tahun sesudahnya yakni tahun 1235 dia dinyatakan sebagai orang suci oleh Paus Gregor IX, waktu yang sangat singkat untuk dinyatakan sebagai orang suci. Satu tahun kemudian dengan disaksikan oleh Kaisar Friedrich II, jenazahnya diangkat dari makamnya di kapella rumah sakit Marburg dan dipindahkan ke peti mati yang berharga. Dia semenjak saat itu dianggap sebagai orang nasional dan suci dari Jerman abad pertengahan, sebagai teladan untuk perilaku kemanusiaan dan tanggung jawab sosial. Sesudah pengangkatannya sebagai orang suci, Elisabeth dalam waktu singkat dipuja di seantero Eropa dan ketenarannya menyebar luas ke seluruh wilayah tahta suci Roma.

PEMBANGUNAN GEREJA BAGI ORANG MISKIN PADA ABAD PERTENGAHAN
Pada suatu masa dimana pasukan berkuda perang Salib di bawah naungan kepercayaan mengupayakan invasi dan harus menanggung kekalahan pahit, di Eropa tumbuh suatu kesadaran baru. Mereka merasakan suatu kehampaan, yang hendak diisinya dengan pemahaman baru dalam kepercayaan. Upaya untuk memperoleh kekayaan materi berbalik menjadi satu ideal baru: hidup seperti rasul pada masa lalu, dalam kemiskinan, kepercayaan dan hasil karya baik. Telah berdiri satu ordo pengemis baru. Pada masa dimana perpecahan terjadi diantara intern gereja Katolik telah bermunculan ordo masyarakat katholik baru, yang hendak menghidupkan kembali Kekristenan. Diantara mereka adalah pendukung Franziska. Tatkala pada tahun 1223 pendukung Franziska yang pertama mencapai Thüringen, Elisabeth mengadakan kontak dengan penganut dari Franziskus von Assisi dan mendukung kepindahan mereka ke Eisenach. Beberapa tahun berlalu sewaktu dia tiba pada keputusannya untuk hidup di dalam kemiskinan dan kasih, dan sepenuhnya mempraktekkannya.

KEHIDUPAN DEMI PENGABDIAN KEPADA ORANG LAIN
Sudah sejak berusia 4 tahun dia dipertunangkan dengan tuan tanah Ludwig IV dari Thüringen, kelak dia menjadi istrinya dan tinggal sebagian besar waktunya di Wartburg. Disinilah dia mulai sedikit demi sedikit hidup sesuai kewajaran seorang kristen. Konrad von Marburg, pastur pengakuan dosanya menulis tentang dirinya: „Bagaimana dia dalam sepanjang hidupnya sebagai penghibur bagi kaum miskin, demikianlah dia memulai sekarang (selama wabah kelaparan pada tahun 1226) sungguh-sungguh adalah seorang penyuap bagi orang yang kelaparan, dimana dia mendirikan sebuah rumah sakit di dekat puri, di dalam RS tersebut dia telah menampung banyak sekali penderita sakit dan orang yang lemah.“ Kemudian dia harus meninggalkan tempat tersebut setelah kematian sang suami dan akirnya tiba di Marburg dimana dia menetap hingga akir hayatnya. Disinipun lagi-lagi telah ia dirikan pada tahun 1228 sebuah RS besar dimana dia sendiri tidak canggung untuk membantu para pasien dengan sekuat tenaganya. Pastur pengakuan dosanya memberitakan tentang dirinya: „Orang yang paling menderita dan ternista diajak duduk di mejanya, dan ketika saya oleh karena itu mencelanya, dia menjawab kepada saya, dia menerima dari mereka pengampunan dan kepasrahan yang istimewa dan harus....., apa yang terletak di belakangnya, melalui keseimbangan dengan yang berlawanan dan mencari penyembuhannya.“ Pengorbanan ini tidak dapat tinggal lebih lama lagi di dunia. Dalam waktu beberapa tahun kecintaannya kepada Tuhan dan kepada manusia telah menguras tenaga Elisabeth dan dia meninggal pada tgl 17 November 1231 sesudah menderita penyakit yang singkat.

Semenjak tgl 7 Juli s/d 19 November untuk mengenang orang suci tersebut disajikan pameran ke 3 di daerah Thüringen – Wartburg tentang kehidupan sang suci. Sejumlah pertunjukan misalnya panggung musik dipertontonkan kepada generasi penerus tentang hasil karya, era dan karismanya.

http://www.elisabeth-wartburg.de
http://www.marburg.de/elisabeth

Tidak ada komentar: