Jumat, 11 April 2008

Antara Ilmu Pengetahuan dan Tuhan

Oleh karena ilmu pengetahuan tidak dapat membuktikan keberadaan Tuhan atau dewa, sejumlah besar orang lalu mengatakan bahwa mereka tidak ada. Sebetulnya kita semua telah mengabaikan masalah demikian: Ilmu pengetahuan, meskipun tidak dapat membuktikan keberadaan Tuhan, sekaligus juga ia tidak dapat membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada.
Jika kita merenunginya secara mendalam maka akan menemukan, bahwa setiap bidang ilmu pengetahuan alam, tidak pernah mengatakan perihal Tuhan itu eksis atau tidak. Misalnya, ilmu pasti mengatakan bahwa 1+1=2. Persamaan ini menunjukkan dengan tepat mengenai keberadaan Tuhan. Ilmu alam mengatakan bahwa Jarak = Waktu x Kecepatan. Ini juga menunjukkan dengan tepat keberadaan Tuhan. Ilmu kimia mengatakan: Hidrogen + Oksigen = Air, itu dengan tepat menunjukkan keberadaan Tuhan, dan sebagainya.
Satu-satunya hal meragukan yang dikemukakan terhadap keberadan Tuhan adalah teori evolusi Darwin. Hal itu adalah suatu hipotesis yang diterima dalam kelas menengah yang kita anggap sebagai kesimpulan terakhir, dalam pemikiran jika setelah menerima, maka tidak akan meragukannya lagi, dan akan menganggapnya sebagai suatu kebenaran. Sebernarnya teori Darwin hanya suatu hipotesa, satu-satunya bukti darinya adalah telah menemukan sejumlah fosil pada setiap masa, kemudian fosil-fosil ini ditata menjadi satu menurut susunan waktunya, lalu mengemukakan kembali hipotesa evolusinya saja. Baik itu berupa bukti atau hipotesanya, tetap terdapat beberapa ketidaksempurnaan yang sangat besar. Jika disimak dari buktinya, hingga hari ini, orang-orang masih belum menemukan fosil dalam susunan evolusi manusia pada 4 juta tahun hingga 8 juta tahun silam, juga tidak menemukan transisi spesies antara kera dan simpanse, atau simpanse dengan manusia.
Dilihat secara empirik, juga terdapat banyak hal yang tidak dapat dijelaskan, misalnya: mengapa air mata monyet itu tawar, sedangkan air mata manusia asin? Mengapa antara kera-kera di dunia berbagai wilayah perbedaannya begitu kecil, tapi mengevolusi begitu banyak bangsa, lagi pula sejumlah bangsa tersebut bahkan memiliki budaya dan bahasa yang sangat berbeda?
Menurut prinsip evolusi, berbagai macam organ semua spesies terdapat gejala "sesuatu yang masih bisa difungsikan akan langgeng, sedangkan sesuatu yang sudah tidak berfungsi akan hilang", dan ilmu pengetahuan sekarang telah membuktikan bahwa terdapat 70-90% otak besar manusia tidak digunakan. Jika demikian halnya, otak besar yang tidak digunakan ini mengapa tidak mengalami degenerasi? Atau mungkin, ketika kera berevolusi menjadi manusia waktu itu, mengapa mengevolusi begitu banyak otak besar yang tidak berguna? Lagi pula ilmuwan yang menangani teknologi gen secara nyata telah mengetahui bahwa gen kera adalah gen yang selamanya tidak mungkin dapat dievolusi menjadi manusia.
Sebernarnya, sejumlah ilmuwan dunia sejak dini telah mulai mengemukakan kesangsiannya terhadap evolusi Darwin. Di alam semesta yang tak terbatas ini, manusia itu begitu kecilnya, lalu apakah manusia benar-benar akan merupakan satu-satunya bentuk eksistensi kehidupan? Mengapa sampai-sampai keberanian untuk mempelajari sejenak juga tidak ada? Yang dinamakan Tuhan, tidak lebih hanya berupa bentuk eksistensi inteligensi, kemampuan, yang lebih tinggi dari sebuah bentuk lain keberadaan hidup manusia saja, lalu apa yang ditakutkan? Hanya saja manusia sekarang mengutamakan mencari uang, dan sudah jarang ada orang yang bersedia memikirkan sejumlah persoalan. Dan hal ini merupakan duka cita manusia: sejumlah besar ilmuwan sekarang terlalu hanyut pada prestasi ilmu pengetahuan yang telah dicapai, namun kehilangan keberanian untuk menyelidiki dunia spiritual yang belum diketahui, ada yang mempertahankan teori yang telah ada tapi menolak menerima kenyataan objektif, ada yang bahkan ikut serta dalam politik, menjadi alat di tangan negarawan. Hal ini merupakan dukanya ilmu pengetahuan.
Mengamati sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, sejumlah besar bidang ilmu pengetahuan alam adalah selangkah demi selangkah perkembangannya di bawah bimbingan hipotesa. Suatu hipotesa atau teori apa pun, selama ia dapat memberikan alasan yang cukup untuk membenarkannya, dapat mempraktikkan bimbingan dan sebaliknya dapat memperoleh bukti praktiknya, maka ilmu pengetahuan untuk sementara dapat mengakuinya, menggunakannya untuk memberikan pengarahan dalam praktik, hingga mempunyai teori yang lebih baik untuk menggantikannya atau disangkal oleh penentang teorinya.
(Sumber: Zhengjian)

Teori Evolusi:Kekeliruan Terbesar dalam Ilmu Pengetahuan


Konon, suatu ketika di zaman purbakala, sunyi senyap di mana-mana, tanah telantar di semua penjuru, tak ada flora dan fauna di atas bumi yang hening itu. Permukaan telaga dan rawa-rawa datar bagaikan kaca cermin, tak ada riak air maupun sesuatu yang terapung; lautan luas membentang jauh ke cakrawala, bahkan sebatang ganggang laut pun tidak ada.
Tiba-tiba pada suatu hari, halilintar bergemuruh, bergelora di permukaan laut. Desiran badai dan angin, menggulung air laut menjadi ombak besar. Sekejap saja, halilintar menyambar lidah ombak yang paling tinggi, dan memecahkan hingga hancur lebur, sampai-sampai molekul air pun teruraikan, dan atom nitrogen yang ada di udara itu pun bersenyawa dengan molekul asam amino --konon itu adalah sumber segala organisme di bumi ini.



Molekul asam amino secara kebetulan menghasilkan organisme tingkatan paling rendah yaitu ganggang laut. Setelah sekian kali mengalami peluang-peluang "kebetulan" yang tidak terhitung jumlahnya, maka berubahlah menjadi flora dan fauna tingkatan rendah. Dan entah setelah mengalami berapa kali peluang "kebetulan" lagi, fauna atau hewan tingkatan rendah itu berubah menjadi spesies ikan, amfibi, binatang melata, mamalia dan terakhir kera yang merupakan ordo primat --itulah nenek moyang manusia yang paling langsung hubungannya.
Cerita di atas seharusnya merupakan edisi awal dari teori evolusi yang paling baik saat itu, dan merupakan karya prima dari dasar ilmu pengetahuan mutakhir yang paling baru pada naskah asli Charles Darwin itu. Orang yang berteori evolusi itu menamai proses perubahan tersebut sebagai "Evolusi", serta mengatakan bahwa: "Itu adalah proses", serta dikatakan juga sebagai "segala sesuatu di dunia itu bersaing dan Tuhan-lah yang menentukannya, yang beradaptasi itu akan kekal adanya."
Akan tetapi, ilmuwan yang serius berpendapat bahwa perubahan ini haruslah mewujudkan diri sesuai dengan keadaan secara total, menghilangkan campur tangan unsur kehidupan intelijensi luar, dengan faktor kemungkinan suksesnya yang hampir nol. Ada seorang ilmuwan membuat sebuah perumpamaan kemungkinan semacam ini adalah sama seperti meletakkan satu kantung tepung terigu, sekotak cokelat, sekarung gula serta beberapa butir telur, kemudian menunggu begitu banyak hal-hal di luar dugaan yang mungkin terjadi, maka Anda akan menemukan kue tar cokelat yang lezat di atas meja makan.
Secara teoritis, tidak bisa dibuktikan bahwa peristiwa tersebut di atas tidak mungkin (oleh karena itu dikatakan "faktor kemungkinannya hampir nol"). Tapi jika secara fakta berdasarkan perhitungan kemungkinan pada perubahan kondisi itu, maka ditunggu sampai kiamat pun tak akan dapat memakan kue tadi. Kalau melihat pertimbangan bahwa dewasa ini semakin banyak orang menerima teori hancurnya bumi secara periodik, maka teori kue tar itu tidak akan terealisasikan. Karena belum lagi kue tar itu terbentuk sendiri, bumi sudah akan mengalami kiamat untuk ke sekian kali.
Teori evolusi itu diciptakan oleh orang Barat, pada kebudayaan Buddhisme dan Taoisme orang Timur yang sudah ribuan tahun itu tak terdapat pemahaman semacam ini. Namun bagi orang yang percaya akan teori evolusi, kebanyakan di negara-negara berhaluan komunis seperti di China, negara-negara bekas Soviet serta Eropa Timur. Persamaan ciri khas negara-negara itu adalah: kekuasaan negara dipakai untuk melarang dan atau indoktrinisasi suatu kepercayaan. Negara-negara bekas Soviet pernah memakai segala kekuatan lembaga ilmu pengetahuan untuk mengkritik ilmu genetika Morgen dan Mendel, membuat lelucon besar sejarah ilmu pengetahuan, namun semuanya sudah menjadi sejarah masa lalu. Pemerintah China sejak tahun 1949 tetap melakukan berbagai macam penekanan dan penindasan terhadap penganut kepercayaan dan agama secara berkesinambungan, mengindoktrinasi "ateisme", "ilmu pengetahuan komunisme" serta "teori evolusi" secara paksa. Karena gagalnya paham "komunisme ilmu pengetahuan" dalam bidang ekonomi, maka dicampakkanlah secara tuntas oleh orang-orang di seluruh negeri itu. Secara teoritis, "ateisme" itu terlalu lemah, apalagi mengalami berbagai pukulan gelombang ideologi akibat reformasi, sehingga tidak mendapat tempat di masyarakat. Hanya "teori evolusi" yang sampai saat ini masih menduduki posisi yang sepadan dalam benak masyarakat China. Banyak orang China mengatakan bahwa "dirinya percaya akan teori evolusi" itu.
Sebenarnya, keyakinan orang-orang terutama orang China terhadap teori evolusi itu belum bisa dikatakan sebagai suatu kepercayaan. Kepercayaan itu adalah doktrin dari relatif pada "ketidakpercayaan" itu sendiri dan didasarkan pada hasil perbandingan dua objek ke atas, pemikiran serta pilihan. Jika tanpa sasaran perbandingan, tanpa adanya proses pemikiran serta tidak ada hak dan kebebasan untuk memilih, lalu bagaimana bisa dikatakan kepercayaan? Kepercayaan itu sendiri ialah menikmati kebebasan berpikir dan mewujudkan kebebasan dalam memilih. Merampas hak Anda untuk memperoleh objek pemikiran yang berbeda, tak memberi kebebasan memilih dan perbandingan pada Anda adalah sama dengan merampas kebebasan pada kepercayaan Anda, jadi apa lagi yang bisa disebut sebagai kepercayaan?
Teori evolusi, sama dengan ateisme atau "komunisme ilmu pengetahuan", sebenarnya merupakan suatu paksaan bagi rakyat China. Meskipun mereka mengenakan pakaian luar ilmu pengetahuan yang bermartabat, namun pemerintah China dengan memegang tongkat kekuasaan yang ada di tangan, tanpa menjelaskan duduk persoalan, menanam paksa ke dalam otak kaum intelektual.
Ketika teori evolusi pertama kali masuk ke China, banyak kaum intelektual merasa curiga dan antipati. Tidak sedikit orang menyatakan curiga akan keautentikan doktrin ini serta mengemukakan kecurigaannya secara serius. Segera saja predikat "anti-ilmu pengetahuan" dan "tidak percaya pada partai" itu lantas dilemparkan ke semua orang yang merasa curiga itu. Di negara China saat itu, akibat terkena predikat tersebut tidaklah seperti yang dibayangkan oleh orang sekarang ini. Jika agak sedikit kritis terhadap sesuatu yang dikemukakan oleh pemerintah, maka dia itu "tidak selaras dan tidak sepaham dengan partai", yang ringan hanya mendapat kritik dalam edukasi, sedangkan yang berat akan dijebloskan ke dalam penjara. Jangankan berdiam seribu bahasa, mencuri dengar "Voice of America" dalam siaran dalam bahasa Mandarin saja, bisa dikenakan hukuman lima tahun penjara, tuduhannya ialah "mendengar stasiun radio musuh". Semua studi ilmiah yang ada di luar negeri dan tak terdapat di dalam negeri itu adalah "doktrin sesat kapitalisme". Dan siapa saja yang berani menyertakan ucapan "doktrin sesat" itu, maka malapetaka segera menghampirinya.
Tentu saja karena pemblokiran pemerintah secara menyeluruh, mayoritas cendekiawan China waktu itu sama sekali tak tahu apa gerangan "doktrin sesat" di luar negeri ini. Sampai pada 1978, ketika seorang mahasiswa baru suatu universitas utama di dalam negeri mengatakan bahwa semua orang di luar negeri sudah tahu dan di dalam negeri pun sudah mulai mempelajari "ekologi", dia dikecam sebagai "doktrin sesat kapitalisme" oleh seorang dosen. Dapat ditarik kesimpulan bahwa efek buruk akibat kekangan ideologi itu mempunyai dampak yang sangat mendalam.
Ketika satu generasi cendekiawan diatur hingga bertekuk lutut tak berkutik, maka teori evolusi itu pun lalu membonceng di belakang ateisme dan "komunisme ilmu pengetahuan", melenggang masuk ke dalam aula ilmu pengetahuan orang China. Bagi mereka yang ingin mempertahankan keselamatan semata, maka harus siap menjadi rakyat yang patuh dan penurut dalam pikirannya. Namun bagi masyarakat China yang hidup dalam kungkungan tertutup itu, posisi teori evolusi pun menjadi kian kukuh, akhirnya jadi "juara satu yang tertandingkan"--karena semua lawan yang lain sudah "ditolak masuk ke dalam negeri" oleh pemerintah China.
Kondisi sosial seperti ini, adalah sama seperti sebuah "sarana khusus" yang dipersiapkan untuk mikroba pada laboratorium organisme. Mikroba-mikroba sendiri berkembang biak dengan penuh suka cita di dalamnya, disangkanya bebas merdeka, sesungguhnya mempersembahkan seumur hidupnya bagi target sang peneliti pada eksperimen itu belaka.
Cendekiawan China yang percaya akan teori evolusi itu bukanlah orang bodoh, banyak di antaranya yang cerdik pandai. Akan tetapi pengaruh lingkungan terhadap pemikiran manusia itu sangat besar bahkan bersifat menentukan. Dalam lingkungan kehidupan, Anda tak memasukkan zat gizi yang membina pemikiran independen Anda, bahkan memutuskan sumber materi mandiri Anda, walau betapa pun cerdasnya Anda, akan sulit mendapatkan kesimpulan yang positif. Banyak kaum intelektual dalam negeri itu yang menyatakan dirinya menganut teori evolusi, tapi begitu tiba di luar negeri dan bersentuhan dengan data penelitian konsep yang berbeda, maka timbul kebimbangan, bahkan mencampakkan teori evolusinya.
Sebuah angket pada Gailopo di tahun 1982 mengatakan, kurang lebih seperempat orang Amerika percaya bahwa kehidupan mereka eksis selamanya dalam konsep reinkarnasi, angket di Inggris malah lebih dari itu, ada dua pertiga orang yang percaya bahwa setelah manusia meninggal, maka jiwanya akan eksis dalam suatu bentuk lain (belum tentu reinkarnasi). Karena pandangan terhadap eksistensi kehidupan dengan evolusi manusia yang berasal dari kera itu tidak bisa diterima dan sangat bertentangan, maka evaluasi yang agak masuk akal ialah; jumlah orang dari negara-negara utama Barat yang tidak percaya akan teori evolusi itu menduduki kira-kira dua pertiga. Bila dipertimbangkan bahwa perkembangan penelitian tentang reinkarnasi itu sendiri masih terus memperluas pengaruhnya, namun teori evolusi pada pelbagai cabang ilmu pengetahuan modern yang terus bekembang dan memperbaharui pembuktiannya justru semakin defensif saja, bahkan susah untuk dihadapi, bagi yang tak percaya akan teori evolusi itu hanya bisa berevaluasi lebih banyak dari hal tersebut di atas.
Proporsi orang yang percaya akan teori evolusi di Barat itu malah lebih kecil, karena mereka mempunyai kebebasan yang lebih, terutama kebebasan beragama. Mereka dapat menolak "kepercayaan" yang dipaksakan, berdasarkan bukti dan hasil studi ilmiah yang terbaru, dapat melepaskan atau berubah kepercayaannya setiap waktu. Ketika tahun 1987, surat kabar di Amerika melaporkan kasus tuntutan orang tua murid atas indoktrinasi teori evolusi secara paksa oleh pihak sekolah. Setelah diteliti baru diketahui, rupanya seorang guru sekolah menengah pada suatu pelajaran teori evolusi, menahan paksa muridnya ke dalam kelas untuk mendengarkan pelajaran teori evolusinya itu. Siswa tersebut pulang ke rumah dan mengadukan hal tersebut pada orang tua yang langsung mencelanya dan menuduh pihak sekolah mengintervensi kebebasan beragama kepada sang murid.
Pembaca yang tercinta, kebenaran ilmu pengetahuan itu harus direnungkan dengan jernih, dijelajahi dengan keberanian dan dibuktikan dengan fakta. Jikalau Anda termasuk seorang yang serius untuk mengejar suatu pengetahuan yang sebenarnya, silakan mencari dan membaca. Kami hanya bisa berdasarkan pada kasih sebagai seorang sahabat, memberi sedikit materi dan fakta ilmu pengetahuan pada Anda, agar Anda menikmati kebebasan memilih dan merenungi diri sendiri sepenuhnya.
(Sumber: Zhengjian)

Memahami Kebocoran Teori Gravitasi Universal






Berbagai penemuan terbaru di bidang astronomi semakin memperlemah teori gravitasi universal yang ditemukan Isaac Newton. Apa saja buktinya?




Sejarah berkembang hingga kini, dikarenakan oleh eksperimen dan teknologi berkembang tiada henti, teori ilmiah yang ada sekarang pun mendapat pukulan yang sangat besar. Gravitasi universal adalah topik pembicaraan kuno, juga merupakan dasar teori fisika modern. Namun, dilihat dari hasil pengamatan dan penelitian ruang alam semesta sangat terbatas baru-baru ini, dan dikendalikan oleh perlawanan gravitasi berenergi tinggi yang misterius, bukan seperti yang dikemukakan Hubble yaitu: terjadi big bang (ledakan dahsyat) dan pembengkakan, selanjutnya terjadilah alam semesta.
Di saat bersamaan ilmuwan menemukan bahwa garis edar pesawat luar angkasa pendahulu (Pioneer) sangat jelas menyimpang dari gravitasi hukum universal. Selain itu, pandangan klasik beranggapan ruang angkasa dan waktu secara keseluruhan bisa secara keseluruhan dianggap bagai sejenis spons (bunga karang). Saat cahaya menembus spons niscaya mengakibatkan gangguan, meskipun gangguan seperti ini sangat kecil, lalu seiring dengan perjalanan waktu, bentuk gambar yang tampak dan cahaya menembus alam semesta, terhimpun oleh teropong teleskop yang akurat hanya tampak samar-samar. Pendek kata, gambar planet yang sangat jauh, yang ditangkap teleskop Hubble seharusnya menimbulkan suatu efek yang ganjil, namun kenyataannya tidak ada. Gambar Hubble jelas dan tidak ada hubungannya dengan jauhnya jarak objek dan hasil dari kesimpulan ini, menjadikannya sebuah tantangan terhadap alam semesta dan teori gravitasi selama ini.
Dan lepas dari pembatasan teori gravitasi dan teori fisika "efek kover/penutup gravitasi" membuat tema klasik ini telah diselimuti warna yang membangkitkan gairah penelitian yang konstruktif NASA.
Perlawanan Gravitasi Berenergi TinggiAwal bulan ini, sejumlah besar media elektronik dan media massa Amerika memberitakan perkembangan terbaru tentang kecepatan gravitasi. Mereka menyatakan bahwa pengamatan fisikawan Sergei Kopeikin terhadap bintang Jupiter menunjukkan, bahwa kecepatan gravitasi melalui ruang angkasa dan kecepatan cahaya sama. Untuk pertama kalinya penemuan ini membuktikan kebenaran prediksi Albert Einstein seabad yang lalu.
Namun, kenyataannya belum tentu demikian adanya. Pada majalah Technology edisi tanggal 17 Juni lalu, Robert Irion menunjukkan sebagian fisikawan menganggap sesungguhnya penelitian Kopeikin adalah memprediksi kecepatan cahaya, bukan kecepatan gravitasi. Berlawanan dengan berita media, kalangan ilmuwan Amerika bersikap hati-hati terhadap kesimpulan Kopeikin.
Dapat dimengerti, laporan media elektronik maupun media massa untuk dapat menulis perkembangan iptek terbaru dengan sempurna sangat sulit. Padahal majalah teknologi edisi pertama tahun ini telah memberitakan temuan penting yang menggemparkan.
Melalui kontak terhadap usia, jarak, dan red-ship alam semesta, penelitian dan pengamatan tersendiri terhadap bentuk luar alam semesta mempertimbangkan ketiga unsur tadi, astronom Amerika Krauss dan Chaboyer berkesimpulan: Planet kosmik ada keterbatasannya, ditentukan oleh perlawanan gravitasi berenergi tinggi yang misterius. Dan tidak seperti yang dikemukakan Hubble: Kosmos terjadi akibat big bang (ledakan dahsyat) dan dilanjutkan dengan pengembangan.



Garis Edar Pesawat MenyimpangPesawat luar angkasa Pioneer 10 dan 11 masing-masing diluncurkan pada tanggal 2 Maret 1972 dan 5 April 1973, merupakan pesawat luar angkasa manusia yang paling awal yang diluncurkan ke luar angkasa. Setelah Pioneer 10 dan 11 masing-masing bertemu dengan Jupiter dan Saturnus, ke-2 pesawat tersebut terbang dengan arah yang berlawanan ke antariksa. Pesawat Pioneer 11 pada November tahun 1995 setelah terakhir kali memberi sinyal kehilangan kontak dengan bumi, sedangkan pesawat Pioneer 10 terakhir kali mengirim sinyal kembali adalah pada bulan Februari tahun ini.
Berdasarkan sinyal gelombang radio yang dikirim kembali oleh ke-2 pesawat ulang-alik tersebut, para ilmuwan dapat menentukan posisi mereka (pesawat antariksa) dengan tepat, setelah dikurangi efek gangguan ringan planet, tekanan radiasi matahari, dampak pengaruh materiil antarplanet, efek teori relativitas umum dan deviasinya, serta dampak hanyut dan sebagainya, maka para ilmuwan menghitung akselerasi (daya gerak) mereka secara akurat, presisi ketepatan hitungannya mencapai 10-10 cm/s2.
Sejak tahun 1980, ketika tekanan radiasi matahari lebih kecil dari 5x10-8cm/s2, tim peneliti Jet Propulsion Laboratorium, JPL NASA telah menemukan bahwa dalam akselerasi hitungan terhadap Pioneer ada 8( 3)x10-8cm/s2 tanpa penjelasan, arah akselerasi tersebut tepat mengarah matahari. Hitungan yang lebih akurat setelah itu, menunjukkan Pioneer 10 dan 11 mendapat akselerasi sekitar 8,5x10-8cm/s2 dari sumber yang tidak jelas mengarah matahari. Sejak itu, tim eksperimen mempertimbangkan berbagai kemungkinan seperti yang datang dari galaksi dan gravitasi planet sekitar Kuiper, kebocoran gas pesawat luar angkasa, pergerakan bumi, selisih arah bumi, berbagai kelainan sifat dari radiasi panas pesawat antariksa dan lain-lain, mendapati tidak terdapat penyebab yang bisa memperjelas hal ini, adanya beberapa faktor penyebab deviasi akselerasi hanya merupakan 1/1.000 lebih dari deviasi tersebut di atas.
Tim eksperimen bahkan menggunakan 2 software analisis tersendiri menghitung semua lintasan ini, dan memperoleh kesimpulan yang sama menepis kemungkinan kekeliruan yang diakibatkan oleh sistem software analisis. Untuk menguji segala akselerasi temuan, apakah diakibatkan oleh suatu resistansi yang belum diketahui, pertimbangan akan resistansi selalu bertentangan dengan arah kecepatan, tim eksperimen juga telah menganalisa garis edar pesawat Odyssey pada orbit di luar arah radius matahari, hasilnya menunjukkan bahwa garis edar pesawat itu juga mengalami efek akselerasi serupa tanpa diketahui sumbernya. Selain itu, desain dan bentuk pesawat itu berbeda dengan Pioneer, maka kemungkinan percepatan ini diakibatkan oleh hardware pesawat luar angkasa tidak besar. Begitu juga hasil tim pesawat Galileo, namun tim eksperimen secara hati-hati menjelaskan bahwa pesawat Galileo mendapat tekanan radiasi matahari yang lebih besar, mereka tidak bisa mengesampingkan efek tekanan radiasi matahari.
Dalam tesis ini, para ilmuwan tersebut juga menunjukkan sebuah keraguan lain yang berkaitan dengan akselerasi itu. Ia hanya mempengaruhi pesawat buatan manusia,tapi garis edar 9 planet pada sistem tata surya tidak mempengaruhi. Kini manusia telah dapat mengamati secara akurat pergerakan planet, misalnya misi Viking milik NASA bisa memposisikan letak bumi dan Mars hingga tingkat toleransi lebih kurang dari 100 meter, jika bumi dan Mars mempunyai efek yang sama, sesuai perhitungan radius garis edar mereka masing-masing lebih kecil 21 dan 76 km dibanding sekarang. Gejala ini kemungkinan sebagai unsur penyebab materiil gelap yang sedang diselidiki para ilmuwan karena materiil gelap yang saat ini dapat menambah akselerasi yang sama terhadap planet, kemungkinan tersebut tidak mendasar.
Beberapa ilmuwan berpendapat, gejala ini dimungkinkan oleh sebab tesis fisika baru, ada juga ilmuwan yang berpendapat dalam skala besar teori standar gravitasi hukum universal ini tidak terbentuk. Ada ilmuwan NASA telah membuktikan lebih jauh tentang rancangan eksperimen gejala ini dan memutuskan dalam rancangan pengorbitan pesawat luar angkasa selanjutnya akan mempertimbangkan gejala yang mereka sebut tidak biasa pada Pioneer ini (pesawat ruang angkasa).



Gambar Hubble yang sangat JelasSelain itu, gambar yang sangat jelas yang ditangkap melalui pengamatan teleskop Hubble juga telah memberi tantangan hebat terhadap teori ruang dan teori gravitasi. Tingkat kejelasan merupakan permintaan oleh astronom dan khalayak ramai terhadap teleskop Hubble, namun gambar-gambar planet yang sangat jauh yang ditangkap teleskop ini dengan tingkat kejelasan tinggi malah membuat ilmuwan mencari sebabnya, sebab menurut perhitungan baru gambar-gambar ini sepatutnya tampak samar, oleh karenanya memikirkan perlunya pengkajian ulang beberapa hipotesa dasar tentang ruang, waktu, dan teori gravitasi.
Analisa terhadap gambar planet dan galaksi menguji sebuah kemampuan dasar kuantum, ia merupakan sebuah agregat dalam pandangan keluasan fisika terhadap tingkat atom yang tidak kelihatan, pandangan ini saling berhubungan dengan standar terbesar kosmos dan pengertian tingkat fisika.
Pandangan klasik beranggapan secara keseluruhan, ruang dan waktu bisa dianggap sebagai spons cahaya yang menembus spons seharusnya mendapat gangguan, meskipun gangguan tersebut ringan, seiring berjalannya waktu, setelah cahaya menembus kosmos, sekalipun dihimpun oleh teleskop berakurasi tinggi gambar yang tampak hanya samar-samar. Pendek kata, hasil gambar yang diperoleh Hubble terhadap planet yang sangat jauh seharusnya menimbulkan suatu efek yang ganjil, tapi kenyataannya tidak. Gambar Hubble sangat jelas, tidak ada hubungannya dengan jarak jauh sang objek.
Menurut hasil 2 tim peneliti independen, teori kuantum mungkin tidak sempurna. Tim astronom Astrophysical Observatory of Aecetri dan Max Planck Institute for Astronomy, Jerman yang dipimpin Roberto Ragazzoni telah menyelesaikan sebuah penelitian terbaru. Ragazzoni berpendapat, efek kuantum yang diharapkan seharusnya bagai kondisi samar yang sangat halus seperti yang diakibatkan lapisan atmosfer bumi.
Ragazzoni menjelaskan, saat cahaya datang dari objek yang sangat jauh, oleh karena gelombang cahaya yang berbeda dengan jalur yang agak berbeda menembus spons, gelombang cahaya yang berhadapan dengan gelombang cahaya lainnya akan mendapat rintangan, maka cahaya akan dipindahkan dari posisi di sekeliling sumber cahaya dan mengakibatkan kabur.
Anda tidak pernah melihat sebuah alam semesta yang samar-samar, dia mengatakan, jika Anda mengeluarkan sebuah gambar pemandangan apa pun yang ditangkap teleskop Hubble, Anda akan melihat semuanya tampak begitu jelas dan terang, ini cukup membuktikan cahaya yang keluar dari sumbernya menembus ruang dan ditangkap alat observasi tidak terjadi distorsi atau mengalami gangguan yang dikarenakan oleh turun naiknya gerak gelombang. Penelitian tersebut dipublikasikan di Astrophysical Journal Letters edisi 10 April 2002.
Banyak sekali temuan ilmiah modern menunjukkan gravitasi universal serta teori gravitasi yang ada kini dihadapkan dengan situasi kesulitan dan ketidaksempurnaan yang sulit diatasi, seiring dengan perkembangan teknologi percobaan dan pengamatan yang lebih canggih, ketidaksempurnaan ini akan terbuka lebih jelas. Melihat kilas balik sejarah perkembangan teknologi pengetahuan dan fisika manusia ratusan tahun belakangan, sepertinya hanya pengulangan proses yang serupa. Akan tetapi, tantangan yang dihadapi oleh perkembangan iptek manusia masa kini merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada kenyataannya, hal pokok permasalahannya ini adalah pengetahuan manusia terhadap dunia materiil hanya sebatas pengenalan permukaan kulitnya saja, maka teori yang dikemukakan juga teori bentuk dari bentuk yang tampak. Teori tersebut hanya sebatas ruang yang relevan dengannya., jika lewat dari batasannya, maka akan timbul "kesenjangan". Dalam teori, untuk itu harus mencari lagi tesis yang dapat menopang teori bentuk baru untuk mengatasi ketidaksempurnaan teori yang lama.
Selang beberapa masa, manusia mencermati dan melihat perubahan besar pada kosmos yang belum pernah terjadi sebelumnya, semua fenomena alam yang tampak, juga telah memberi masukan bagi perkembangan teknologi pengetahuan manusia sebagai bahan acuan dan kajian, apakah semua momen pengetahuan alam ini bisa ditangkap, tergantung perubahan "pandangan" manusia itu sendiri, apakah bisa melepaskan diri dari pandangan kuno yang baku adalah sikap yang menentukan untuk dapat lebih jauh mengenal alam jagat raya ini.

Percobaan Baru NASA di China dan negara lainnya, terdapat laporan tentang manusia yang mengambang di angkasa. Seperti misalnya, wawancara seorang reporter Amerika terhadap seorang manusia tinggi India, yang mana manusia tinggi ini bisa terbang mengambang. Tubuh manusia bisa mengambang menandakan bahwa gravitasi universal antara tubuh manusia dan bumi berubah menjadi nol. Berdasarkan hukum gravitasi universal, hal ini menunjukkan bahwa masa manusia di saat itu adalah nol. Meskipun ini nyaris merupakan hal yang fantastis, namun, ini merupakan suatu yang sangat penting bagi badan penerbangan antariksa Amerika, NASA.
Sebab NASA terus berharap bisa melakukan perjalanan antarplanet, yaitu bisa terbang hingga ke sistem tata surya lainnya. Namun, meskipun dalam keadaan tidak ada gravitasi di angkasa luar, masih harus menambah kecepatan yang amat sangat pada pesawat, baru bisa membuat perjalanan antarplanet ini menjadi mungkin, namun teknologi peroketan konvensional malah tidak bisa mencapai tahap demikian. Sebuah laporan NASA pada awal Juli tahun lalu menunjukkan: "Menggunakan teknologi roket yang ada sekarang, dan mengharapkan dalam jangka waktu umur yang pantas untuk mencapai bintang terdekat, maka masa bahan bakar yang dibutuhkan bisa setara dengan masa sebuah planet." Akan tetapi jika bisa mengurangi masa pesawat, maka daya dorong bahan bakar yang dibutuhkan akan berkurang, sebab menurut hukum Newton ke-2, bahwa jika ingin mencapai percepatan yang sama, maka daya dorong bahan bakar yang dibutuhkan dan masa menjadi perbandingan senilai, artinya masa semakin kecil, maka daya dorong yang dibutuhkan semakin kecil.
Melalui penantian hampir 2 tahun, Pusat Penerbangan Antariksa Marshall NASA yang berada di kota Huntsville, negara bagian Alabama, AS akan menjemput kedatangan instrumen yang mempunyai harapan menantang hukum gravitasi universal. Meskipun kedengarannya sedikit mirip dongeng, namun personel peneliti proyek NASA ini mengatakan, bahwa usaha mereka adalah berdasarkan ilmu pengetahuan yang sesungguhnya, dan NASA telah membiayai 6 juta dollar AS untuk memesan instrumen ini pada perusahaan Superconductive Components Inc., Ohio, AS.
Asal mula percobaan NASA ini berasal dari sebuah tesis fisikawan Rusia bernama Evgeny Podkletnov pada tahun 1992 di Journal Phsysica C. Dalam tesisnya diumumkan bahwa dia telah menemukan efektivitas "pelidung gravitasi", dia telah mengecilkan gravitasi sebesar 0.05-0.3 %. Meskipun kedengarannya biasa-biasa saja, namun bagi kalangan fisikawan, bahkan seperti sebuah bom yang telah meledak. Sebab hukum gravitasi universal merupakan salah satu prinsip ilmu pengetahuan modern yang paling suci, pelanggaran apa pun terhadapnya pasti merupakan ancaman terhadap rangka teori modern. Jika percobaan Podkletnov telah dibuktikan kebenarannya, maka dipastikan dapat mendatangkan hadiah nobel bagi penemunya.
Meskipun instrumen mungkin sangat rumit, namun prinsip fundamentalnya malah sangat sederhana. Ia mempunyai sebuah disc superkondisi yang berdiameter 6 inci, dengan ketebalan 0,25 inci. Disc ini diturunkan suhunya hingga 233 derajat di bawah nol Celsius, melayang pada sebuah medan magnet. Ditambahkan sebuah medan listrik agar disc berputar. Podkletnov mengatakan, ketika kecepatan putar melampaui 5.000 putaran setiap menit, maka benda yang berada di atas disc akan mulai kehilangan berat.
Berikut adalah penjelasan Podkletnov dalam tesis terhadap penemuannya: "Bahwa bagian berat berkurang mungkin berhubungan dengan energi tertentu yang eksis dalam struktur kristal superkonduktor di bawah suhu rendah. Kondisi energi yang tidak lazim ini mungkin telah mengubah interaksi antara daya elektromagnet, tenaga nuklir dalam benda padat, dengan gravitasi, oleh karena itu menghasilkan efek penghalang gravitasi." Setelah Podkletnov, terdapat beberapa fisikawan mengulang kembali percobaannya, ada yang mengatakan berhasil, dan ada juga yang mengatakan gagal. Bahkan ada beberapa fisikawan telah membuktikan dari teori efek penghalang gravitasi dapat digunakan dan juga ada yang beranggapan tidak mungkin.
Meskipun sebagian besar fisikawan tidak menaruh sikap optimistis terhadap percobaan NASA, namun penanggung jawab Breakthrought Propulsion Physics Project NASA, insinyur aeronautika Marc G. Millis mengatakan, "NASA akan tetap pada sebuah pemikiran terbuka. Sejarah memberitahu kepada kita, bahwa penemuan yang baru mungkin berasal dari arah yang kelihatannya paling tidak memungkinkan."




Gaya Gravitasi Newton : Pada akhir abad XVII seorang ilmuwan besar Inggris, Isaac Newton mengembangkan hukum gravitasi. Hukum ini menyatakan bahwa semua benda ditarik ke arah semua benda lainnya oleh kekuatan gravitasi. Kerasnya kekuatan ini bergantung pada berapa banyaknya zat yang terkandung dalam benda dan pada jarak di antaranya. Hukum itu menerangkan mengapa orbit planet dan bulan berbentuk elips. Hukum itu menerangkan juga gerak semua benda dalam alam semesta yang mahaluas. Keterangan ilmiah tentang gerak bumi, matahari, bulan dan berbagai planet bertahan tanpa perubahan sampai abad XX.
Sumber : Zhengjian.net

Sistim QR Code (yang Lebih Canggih dari Barcode) Mulai Mendunia


Coba perhatikan, akhir-akhir ini bila Anda membeli barang yang sudah dipasarkan di pasar global, selain tertera barcode, disampingnya kini mulai marak tertera juga QR Code yang berbentuk seperti susunan pixel. Apakah QR Code itu, bagaimana cara membacanya, dan apa kelebihannya dibandingkan barcode biasa?
QR Code awalnya banyak digunakan oleh perusahaan Jepang (Denso-Wave) mengingat disinilah terciptanya QR Code (tahun 1994) dan bila anda sering membeli produk Jepang atau bahkan membaca majalah Jepang, sering kita jumpai QR Code ini.
Fungsi dari QR Code hampir sama dengan sistim barcode yang kita kenal selama ini yaitu digunakan untuk mengidentifikasi sebuah benda yang ditempelkan bar code tersebut tetapi sebenarnya QR Code ini bisa digunakan lebih luas untuk segala macam kebutuhan seperti dipasang di kartu nama, di iklan dan lainnya.
QR Code sendiri bisa diisi dengan kode produk (teks), alamat website serta info kontak (contact information) yang berisi nama, alamat dan no. telpon.
Dan untuk membaca sistim kode yang ada di QR Code tidak dibutuhkan sebuah alat scan khusus yang biasa kita temui tetapi cukup dengan HP yang mempunyai fungsi kamera ditambah software khusus untuk membaca QR Code (seperti QuickMark Mobile Barcode).
Salah satu contoh yang sederhana mengenai penggunaan QR Code ini adalah dicantumkan di kartu nama.
Dengan mencantumkan QR Code di kartu nama maka klien anda tidak perlu repot untuk memasukkan nama, alamat serta no. telpon anda di kartu nama secara manual, cukup gunakan HP yang sudah bisa membaca QR Code, otomatis semua data akan masuk ke Phone Book mereka di HP. Mudah kan?
Berikut ini beberapa kelebihan QR Code dibandingkan dengan barcode biasa:
Kapasitas data yang lebih banyak dimana pada Bar Code hanya bisa menyimpan maksimum 20 digit data sedangkan pada QR Code bisa menyimpan sampai ratusan data.
Tipe Data yang disimpan oleh QR Code juga beragam mulai dari angka, huruf bahkan sampai huruf Jepang seperti Kanji, Hiragana dan Katakana.
Ukuran cetak untuk QR Code jauh lebih kecil karena QR Code dapat menyimpan data baik secara horisontal maupun vertikal.
Hasil cetakan di QR Code lebih tahan terhadap kerusakan seperti debu sampai robek bahkan data di QR Code masih bisa dibaca walaupun sebagian kode sudah rusak atau robek (maksimum tingkat kerusakan 30%).
QR Code dapat dibaca dari segala arah atau sudut (360 derajat) sehingga kemungkinan gagal dalam membaca QR Code sangat kecil.
Bila anda tertarik dengan QR Code maka anda juga bisa membuat sendiri QR Code dengan menggunakan QR Code Generator.
Semoga informasi ini berguna dan mungkin bisa diaplikasikan dalam bisnis yang sedang anda tekuni.
Sumber: http://www.denso-wave.com/qrcode/qrfeature-e.html