Kamis, 17 April 2008

NASA bermaksud menggunakan senjata nuklir untuk mencegah planetoid menabrak bumi


Badan Penerbangan Antariksa Nasional AS kini tengah mempelajari untuk menggunakan senjata nuklir mengubah orbit planetoid yang mengancam bumi, agar benda-benda langit ini tidak menabrak bumi. Menurut proyek terkait, jika diperlukan, sebuah pesawat antariksa yang dilengkapi dengan senjata nuklir akan meluncur ke arah planetoid, melaksanakan misi manusia yang belum pernah ada sebelumnya. Menurut laporan, ilmuwan NASA telah mengemukakan sebuah gagasan, bahwa jika menemukan planetoid di angkasa luar mendekati bumi, dan mungkin bertabrakan dengan bumi, maka pesawat antariksa ini akan diluncurkan, dan menggunakan senjata nuklir agar planetoid yang mengancam bumi ini mengubah arahnya.
Menurut laporan terkait, bahwa peneliti dari kantor pusat penerbangan antariksa yang berpusat di Alabama, AS mengemukakan gagasan ini ketika menghadiri sidang perlindungan planet di Washington maret lalu.
Namun, direktur tim riset pendorong jet di pusat penerbangan antariksa, Johanson menuturkan, jika ingin mewujudkan program ini, adalah sebuah hal yang teramat jauh.
3 langkah mencegah planetoid menabrak bumi Langkah pertama: “roket“Ares V” (lihat gambar) meluncurkan pesawat antariksa di orbit rendah bumi.Langkah ke-2: Ketika pesawat antariksa mendekati planetoit yang mengancam, ia akan menembakkan sebuah senjata pencegat seperti rudal ke planetoid setiap jam. Langkah ke-3: Satu demi satu hulu ledak-hulu ledak ini akan meledak di permukaan planetoid, memaksa planetoit mengubah arahnya, dan menjauhi bumi.Latar berita, mungkin planetoid akan menabrak bumi pada 2030 mendatang.
Pada 2004 lalu, ilmuwan menemukan sebuah planetoid 42 yang dinamakan “Aboves”, yang tengah bergerak ke arah bumi, dan mungkin pada tahun 2029 nanti akan mendekati bumi. Bila tiba saatnya mungkin akan menghacurkan satelit telekomunikasi yang ditempatkan di luar angkasa, bahkan pada 2036 nanti semakin mendekati dan mengancam bumi.
Ketika “Aboves” mendesing di dekat bumi, selang waktu planetoit dengan bumi ini kurang lebih hanya beberapa kali lipat diameternya dari bumi, dan ia adalah salah satu dari 600 lebih planetoid yang berpotensi mengancam bumi. Sekaligus merupakan salah satu benda langit dari beberapa planetoid tertentu yang oleh para astronom agar dapat mengamatinya secara lebih teliti dan cermat. Cara lain: Menyemburkan gelombang laser Profesor bidang teknik dan laser dari Universitas Alabama yakni Richard Forkson mengatakan, ilmuwan dapat menggunakan laser untuk memiringkan orbit planetoid. Jika mengumpulkan laser gelombang denyut pendek ke daerah yang berukuran 1 cm di atas planetoid, maka gelombang laser bisa secara kontinyu menghancurkan dan merecik materi planetoid. Menghancurkan puing-puing ini dengan kecepatan 10 km/detik, sehingga dengan demikian menghasilkan efek “baling-baling”, dan secara perlahan-lahan mendorong planetoid ke atas orbit yang aman dan menyimpang dari bumi. Cara lain: Menyemprotkan cat khusus Doktor dari Universitas Glasgow, Inggris, yakni Jean Marker Radish mengusulkan, mengirim sebuah robot penjelajah telekontrol ke angkasa luar, semprotkan cat saat mendekati planetoid yang menyerang. Dan dengan bantuan sinar matahari, membuat suhu di permukaannya naik atau turun dengan cepat, hingga akhirnya membuatnya menyimpang dari orbit yang ditentukan, agar tidak sampai menabrak bumi.(Sumber Boxun.com)

Pengaruh Nanoteknologi Yang Tidak Diketahui


SAN FRANSISCO—Nanoteknologi telah dianggap sebagai ilmu pengetahuan baru di masa mendatang, dengan inovasi terbaru menggunakan partikel mikro yang dapat digunakan untuk menghilangkan kerut wajah, memperkokoh botol kemasan, dan membersihkan pakaian tanpa air.
Studi awal juga meng-indikasikan beberapa dari partikel-partikel tersebut, yang dipergunakan dalam teknik mesin terbaru, dapat mengakibatkan kanker.
“Kita harus mengetahui bahwa akan ada kesalahan, dan akan ada bahaya,” kata Professor Harry Kroto, yang memenangkan penghargaan Nobel di bidang kimia tahun 1996 atas penemuan nanopartikel yang dinamakan Buckminsterfullerene. “Di samping itu, ada kemungkinan penggunaan nanoteknologi ini akan semakin melimpah. Bagi saya, ini merupakan ilmu pengetahuan di abad 21.”
Nanoteknologi adalah teknologi yang menggunakan skala nanometer, atau sepersemilyar meter, merupakan teknologi berbasis pengelolaan materi berukuran nano atau satu per miliar meter, dan merupakan lompatan teknologi untuk mengubah dunia materi menjadi jauh lebih berharga dari sebelumnya.
Dengan menciptakan zat hingga berukuran satu per miliar meter (nanometer), sifat dan fungsi zat tersebut bisa diubah sesuai dengan yang diinginkan. Sehelai rambut manusia, secara kasarnya memiliki diameter 80.000 nanometer. Itu berarti ukurannya bisa mencapai 100.000 kali lebih kecil dari diameter sehelai rambut manusia.
Seluruh benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari tersusun dari atom-atom berukuran nano. Para ilmuwan mengatakan bekerja dengan partikel-partikel ini dapat memberi harapan untuk membangun mesin miniatur atom demi atom, sama seperti setiap mahkluk hidup juga tersu-sun dari atom.
Beberapa ilmuwan sudah menerapkan nanotek-nologi untuk menambah partikel-partikel perak mini, yang diketahui sebagai sebuah anti bakteri, pada pisau cukur, wadah penyimpanan makanan, dan kaus kaki anti debu.
Pengaruh Manusia
Masalahnya adalah bahwa partikel-partikel ini dapat membahayakan tubuh manusia, dan ilmuwan membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum mereka benar-benar dapat memahami efek yang dihasilkan dari penggunaan nanotek-nologi ini. Partikel nano sangat kecil sehingga dapat masuk melalui sebuah membran sel tanpa diketahui namun dapat membawa cukup besar materi asing di antara untaian DNA.
Tidak ada studi kesehatan jangka panjang terhadap masalah ini, namun para peneliti telah mengamati kanker otak pada ikan yang mencernakan sejumlah kecil partikel karbon nano. Tikus yang menghirup karbon nanotube memiliki masalah pada paru-parunya.
“Tidak perlu risau memikirkan hal-hal ini akan membahayakan,” kata John Balbus, kepala ilmuwan kesehatan di Enviromental Defense, sebuah lembaga kebijakan umum. “Namun kita perlu berhati-hati pada kemampuan partikel nano yang dapat masuk ke dalam tubuh di mana partikel-partikel kimia lainnya tidak memiliki kemampuan tersebut.”
Administrasi Makanan dan Obat-obatan bulan Juli lali mengumumkan bahwa obat-obatan, kosmetik, dan produk kemasan lain yang menggunakan nanotekno-logi tidak membutuhkan peraturan atau label khusus karena dikatakan tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan resiko keselamatan pada penggunaan nanoteknologi. Sebagai tambahan, alat pembentuk nanopartikel dapat digunakan pula untuk bahan mineral, logam, keramik, obat-obat-an, dan sebagainya.
Tahun ini, perusahaan alat-alat DuPont setuju dengan sebuah sistem yang dikembangkan oleh lembaga Enviromental Defense, untuk mengevaluasi apakah akan terlibat dalam proyek-proyek pengembangan partikel nano.
Terry Medley dari perusahaan Dupont yang mengepalai proyek ini, menjelaskan langkah-lang-kah ini sebagai “tidak hanya masuk akal, namun juga bisnis yang positif.” (val/ren/rtr)

Gambaran Terang dari Persia dan Hermes




Orang suci dari Persia, Zarathustra dan Dewa Hermes dari Yunani meramalkan akan datangnya masa penentuan bagi umat manusia. Sebelumnya akan terjadi malapetaka, pertarungan kebaikan dan kejahatan.






Para nabi bangsa Maya dan Indian Amerika Utara pernah mengatakan bahwa sejarah masa kini adalah sebuah masa pemutihan. Orang Maya pun meramal tempo pemutihan akan berlangsung selama kurang lebih 20 tahun (1992-2012), setelah itu akan memasuki sebuah era baru. Ini secara kebetulan sama dengan ramalan Nostradamus tentang adanya 20 tahunnya "Moon's Reign" sebelum sebuah era baru dimulai. Namun di beberapa ramalan bangsa lain, dari proses kebobrokan alam semesta itu sampai pemutihan (pertarungan yang baik dan jahat) dan reproduksi sebuah era baru, dilukiskan lebih menarik dan beraneka ragam. Mereka mengisahkan semua itu dengan bentuk "mitos", agak mirip dengan firman Tuhan dalam Alkitab. Berikut ini adalah beberapa ramalan pilihan bangsa lain.
Pertarungan Kejahatan dan KebaikanNabi dari Persia kuno Zarathustra (orang Yunani menyebutnya Zoroaster) adalah seorang ahli nujum zaman kuno dari 3000 tahun SM (versi lain mengatakan 500 tahun SM). Ia berhasil meramalkan sebuah adu kekuatan antara baik dan jahat. Dikatakannya: Dia telah menerima takdir kearifan dan cahaya dari dewa penguasa dan akan menyebarluaskan keadilan ke dunia. Dan karena alam semesta ini ada sebuah kekuatan jahat yang sedang berkonfrontasi dengan terang, maka jagat raya ini terperangkap dalam perang antara yang jahat dan baik, dan dunia pun tumbuh berkembang di dalamnya, untuk itu semua orang berhak untuk memilih jalan baik dan jahat. Akan tetapi, pada akhirnya pasukan iblis akan kalah tercerai berai, dan kekuatan terang akan datang ke dunia.
Mereka mengategorikan proses perkembangan dunia dalam hitungan 3.000 tahun sebagai satuan dan dibagi menjadi empat tahap. Pada tiga ribu tahun pertama terciptalah dunia materi ini; setelah tiga ribu tahun kedua berakhir, dewa jahat yang bernama Aliman hendak memusnahkan dunia ini. Aliman telah berhasil pada masa tiga ribu tahun ketiga, tetapi ia melangkah masuk ke jalan binasa yang didalanginya sendiri. Di awal tiga ribu tahun keempat, akan hidup kembali Zarathustra dan akan ada sebuah kepercayaan baru yang datang ke dunia ini. Dalam pada itu, manusia harus mengalami suatu ujian akhir, membuang karakter amoralnya, dan mengemban tugas sebagai perintis serta pemandu pada suatu dunia yang baru.
Dalam ramalan Zarathustra, sifat manusia adalah terang dan bermoral, namun sang dewa jahat Aliman justru hendak membinasakannya, karena itulah timbul dunia baik dan jahat yang memberi alternatif kepada manusia untuk memilih antara yang terang dan gelap. Sebab setelah tubuhnya mati, rohnya akan pergi mengarungi sebuah jembatan dan naik ke surga bagi yang terang namun turun ke neraka untuk yang gelap. Jadi dalam pertarungan itu, roh yang telah disucikan itu dapat berbaur menjadi satu di dalam dunia yang baru.Golongan agama Zarathustra ini berdiri berdasarkan apa yang diajarkan sebelumnya, sekaligus merupakan agama yang menduduki posisi kekuasaan dinasti Persia itu sendiri (tahun 559-651 SM). Kitab utamanya ialah "Avesta." namun masih ada yang lain. Zandi Vohuman Yasht terjemahan E.W. West misalnya, yang diterbitkan oleh badan penerbit Oxford University jilid ke-5 tahun 1897. Dari isinya kita dapat menemukan sedikit gambaran tentang saat ini (tahun 2000), diperuntukkan kita semua.
"Semua orang menjunjung tinggi ketamakan dan yakin pada kepercayaan yang keliru. Tubuh mereka berubah menjadi tambun namun jiwanya kelaparan.""Awan mendung dan katak membuat angkasa menjadi hitam"."Tiupan angin panas dan dingin silih berganti, merontokkan semua buah-buahan dan pepadian". "Bahkan hujan tidak turun pada waktunya".
Arti pada kalimat pertama lebih jelas, dikatakan hasrat materi masyarakat tumpang tindih, kehidupan materi berkembang pesat, namun batinnya mengalami kekosongan, manusia kurang mendapat arahan positif pada umumnya. Beberapa kalimat berikutnya menggunakan perumpamaan, "awan mendung" artinya kekuasaan jahat, "katak" adalah binatang yang ada hidup di lingkungan air, dari satu kalimat pun dapat dibeberkan nama biang keladi kejahatan itu. "Menggelapkan seluruh langit", ditujukan pada kekuasaan jahat yang mengelabui dunia. Dan itu juga berarti polusi lingkungan dan udara; seumpamanya badai pasir di beberapa daerah yang semakin hari kian sering terjadi di China; dan masih ada "angin panas dan dingin" serta "hujan tidak turun pada tempatnya", dan lain-lain, itu semua adalah gambaran terhadap bencana alam.
"Apa yang akan terjadi bila kondisi sudah jadi begini?" "Hukum positif itu begitu berharga, mulia dan langka." Suatu saat, Zarathustra bertanya pada Ohrmazd (Tuhan, pemilik kearifan): "Masih berapa lamakah saat reproduksi frashegird (keadaan di masa depan) akan tiba?" Ohrmazd menjawab, "3.000 tahun." (Pahlavi Rivayat, Bab 25 terjemahan A.V. William pada tahun 1990). Kata frashegird (terjemahan langsung adalah "ciptaan yang cemerlang") adalah menunjukkan pembaharuan alam semesta atau pengadilan terakhir. Menurut perhitungan "3.000 tahun", maka saatnya adalah sekarang ini. Berdasarkan doktrin mereka, pertarungan antara yang jahat dan baik di jagat raya ini akan berakhir dengan binasanya kejahatan.
Dalam buku Avesta, ada satu paragraf dari Bab 48 Pahlavi Rivayat, terjemahan A.V. William tahun 1990, yang menggambarkan secara garis besar bahwa, kebenaran akan menyudahi semua kejahatan. Berikut ini ialah sedikit kutipan dari terjemahan itu:
"85. Orang-orang yang beragama akan angkat bicara tentang semacam "ritus/ritual," dan lewat ritual inilah maka iblis jahat itu tidak akan bisa bertahan.""87. Iblis jahat itu akan jatuh ke neraka, sama seperti jatuhnya batu"."88. Ketika jatuh atau terpukul jatuh ke air, maka dengan cepat sekali akan tenggelam ke dasarnya"."89. Ketika hukuman jatuh di atas kepala para penjahat, orang yang beragama akan melakukan satu kali "pemujaan", maka seperlima iblis lainnya akan dibinasakan; pada pemujaan yang kedua kali, seperlima iblis lagi akan dibinasakan; demikian dengan ketiga dan keempat kalinya akan mengalami hal yang sama, tapi pada giliran pemujaan kelima kalinya, semua iblis yang ada akan terbinasakan.""95. Pemilik kearifan bakal mengusir iblis jahat serta mereka yang baru saja menyerbu masuk dan membawa serta kejahatan dan awan hitam yang penuh kebencian itu dari langit. Ia akan berantas habis mereka dari lubang tempat iblis itu masuk." "96. Ada seorang berkata: 'Pemilik kekal abadi itu akan menghancurkan bentuk luarnya dan membuatnya tak berdaya. Iblis jahat itu tak akan ada dan tak akan diciptakan lagi.'" "98. Saat itu, kejahatan akan dihukum dan kebajikan akan terbalas."
Karena mengisahkan peristiwa yang sedang dan akan terjadi dengan cara setengah fakta dan setengah perumpamaan, bagi orang awam mungkin tidak gampang untuk mencerna apa yang dimaksud secara konkret, namun "iblis" yang akan diberantas adalah fakta. Perhatikan kalimat "bagi mereka yang beragama akan melakukan semacam 'ritual'", dan orang yang beragama akan melakukan satu kali "pemujaan". "Ritual" dan "pemujaan" itu bermaksud sama, yaitu semacam "ritual" yang mirip sekali dengan "pemujaan", dan "ritual" ini akan membuat "kejahatan-kejahatan tidak dapat bertahan". Selain itu harus melalui "lima kali ritual" yang demikian rupa,"maka semua iblis (baru bisa) akan termusnahkan". "Lima kali" berarti beberapa kali, jelaslah bahwa betapa sulitnya pertarungan kebajikan melawan kejahatan.

Bumi Kembali ke Bentuk AsalTeori Hermes dalam kebudayaan Barat pada tahap-tahap awal menduduki sebuah posisi penting. Hermes adalah sebuah dewa yang berasal dari mitologi Yunani, disebut-sebut juga sebagai utusan Tuhan. Namun dalam catatan sejarah ia adalah seorang ahli-nujum, yang bernama Hermes Trismegistus. Tulisan mengenai teori Hermes dalam bahasa Latin dan Yunani tercatat dalam Hermetica.
Flinders Petrice ahli ilmu purbakala sekaligus arkeolog dari Mesir berpendapat bahwa Hermetica itu berasal dari tahun 500-200 SM, terjemahan dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Mesir kuno. Namun naskah aslinya sudah tidak bisa diketahui keberadaannya lagi, menurut dugaan, ada kemungkinan sudah dilalap api peperangan. Meskipun tidak dapat ditelusuri lagi jejak sejarahnya, mengapa orang menganggap bahwa Hermetica itu berasal dari Mesir? Sebab apa yang dikisahkan dan perumpamaan yang digunakan dalam buku tersebut terjadi di Mesir, bahkan lebih awal dari Mesir, banyak gambaran kehidupan yang diambil dari daerah aliran sungai Nil. Oleh karena itu, walau Hermatica dianggap sebagai naskah Yunani, namun teorinya berasal dari Mesir.
Scott Walter seorang ahli sejarah pada tahun 1924 menerjemahkan dan menerbitkan ke dalam bahasa Inggris, menghilangkan sebagian besar isi mengenai alkimia yang gaib, karena dianggap tidak berarti. Justru isi semua inilah yang dapat membantu kita untuk memahami secara global asal dan realisasi dari ideologi Hermes itu sendiri. Buku ini dicetak ulang pada tahun 1994 oleh badan penerbit Shambhala. Banyak cendekiawan menganggap bahwa uraian Hermes itu jauh lebih awal dari teknokrat dan orang bijak dari Hiborai, termasuk Yesus dan Mossi. Ada juga yang beranggapan bahwa doktrinnya itu adalah sumber ideologi Braldo dan Pitagoras di kemudian hari. Namun walau apa yang akan terjadi bahwa uraian Hermes adalah salah satu sistem pemahaman jiwa dan ideologi dari peradaban umat manusia kali ini yang tercatat paling dini dan berhubungan dengan alam semesta.
Teori Hermes mempunyai konsep yang sangat dalam serta sempurna bagi pemahaman jagat raya, jiwa yang kekal abadi, waktu, dewa serta manusia. Berikut ini hanyalah beberapa konsep saja yang diangkat untuk dipelajari bersama:
"Tak ada yang bukan keinginan Tuhan, bersamaan dengan itu Ia memiliki segala-galanya. Keinginan-Nya itu sangatlah indah dan mulia.""Apa yang diinginkan pun sudah dimiliki, Dia pun hanya mendambakan apa yang telah dimilikinya.""Itulah Tuhan, alam semesta itu adalah gambaran-Nya, Tuhan itu baik hati, demikian juga dengan alam semesta."Dalam pada itu Hermes berpendapat bahwa Tuhan adalah pencipta segala hayati. Begitu timbul dan adanya kehidupan, maka harus sesuai dengan hukum alam semesta yang tidak berubah (Eternal Law atau disebut God Law). "Proses waktu pun ditetapkan oleh hukum Tuhan (God Law)". "(Waktu) sesuai dengan prosedur yang sudah diatur, memperbaharui segala sesuatu yang ada di alam semesta". "Baik di atas langit maupun di bumi, semuanya berada dalam proses yang sama.""Kekal itu tidak dibatasi oleh waktu, justru waktulah yang berada dalam macam-macam kukungan, terus bersirkulasi ke belakang."
Hermes menganggap ideologi manusia itu bebal, namun kearifan Tuhan itu suci dan lestari. Dari kutipan di bawah ini, kita dapat melihat sikap yang diambil sang peramal setelah segala sesuatu yang dilihatnya. Dia mengetahui dengan jelas kebesaran Tuhan dan alam semesta serta kemampuan dirinya sendiri yang terbatas. Dengan demikian rasa salut dan syukur terhadap Tuhanlah yang akan memenuhi batinnya. "Panorama kayangan yang dapat kita lihat adalah seperti pandangan menembus kabut tebal dan gelap gulita, hanyalah kondisi yang sesuai dengan pemikiran manusia saja. Kemampuan kita dalam melihat banyak peristiwa selama ini terbatas dan sempit adanya, tapi untunglah karena kita masih dapat melihatnya." "Alam manusia begitu rendah, dan apa yang kita hadapi adalah juga amat terbatas."
Dari sini mudah diketahui bahwa Hermes bukanlah seorang filosuf penyitir karya-karya klasik dan pemeras otak. Ditambah lagi banyak isi alkimia yang terkandung dalam naskah Hermetica versi Yunani-nya, menerangkan bahwa uraiannya itu bersumber dari pengalaman nyata dan pengertian nalar yang berubah. Termasuk kutipan berikut ini terhadap uraiannya mengenai ramalan masa depan, juga berasal dari pandangan jauh (vision) mereka itu sendiri, di samping juga berasal dari hubungan sebab-musabab serta doktrin yang berasal dari satu aliran yang sama.
Dalam ramalannya disampaikan sebuah informasi yang jelas: yakni agar manusia mengalihkan perhatiannya kepada Tuhan, suatu waktu di masa mendatang alam semesta akan hilang keseimbangannya, kehidupan manusia akan tidak stabil, akibatnya umat manusia akan mengalami berbagai petaka, seperti kehancuran dunia, peperangan, wabah, penyakit mematikan, bencana alam, kekeringan serta berbagai macam bencana lainnya.
"Kepercayaan beragama tidak akan tersisa, dan hanya sekadar cerita fiksi saja. Anak-anak pun tidak akan percaya terhadap agama, yang tersisa hanyalah ketakwaan yang terukir di atas batu. Kala itu manusia akan bosan terhadap kehidupan spiritual, mereka tidak akan percaya lagi hal dan benda atau orang yang patut dihormati atau dipuja di dunia ini. Manusia akan beranggapan bahwa agama itu adalah beban mereka, maka itu mereka akan menghina agama. Mereka tidak akan antusias lagi terhadap dunia dan karya besar Tuhan yang tak tertara itu, dan akan terlupakan eksistensi Tuhan Yang Mahaesa. Semua agama yang ada akan musnah setelah adanya air bah besar, kelaparan, wabah, penyakit baru, peperangan dan berbagai macam bencana. Saat itulah, hati manusia baru akan berpaling kepada Tuhan."
Gelap berada di atas terang, lebih baik mati daripada hidup, tak seorang pun akan menengadah ke langit dan berpaling kepada Tuhan. Bagi yang takwa dianggap terganggu jiwanya, yang tidak menghormati Tuhan dianggap pintar, orang gila dipandang sebagai kesatria dan si jahat dianggapnya orang baik. Ada pun pembicaraan bahwa roh itu tidak bisa mati dan seharusnya kekal abadi, maka mereka akan menertawakannya, dan menganggap palsu adanya. Tidak seorang pun percaya atau menghormati serta takwa pada Tuhan. Bumi pun tidak akan stabil; tidak ada kapal berlayar disamudera; langit pun tidak akan menopang bintang; planet pun tidak akan tertata oleh orbit yang ada; buah-buahan di bumi akan membusuk; tanah pun tandus dan kering; udara akan berhenti sirkulasi. Setelah bencana usai, dunia akan menjadi tua. Tak ada agama, segala sesuatu tak berperaturan, sesuatu yang baik akan lenyap. Jadilah masa yang kacau balau, nilai-nilai moral akan berangsur pudar, pikiran manusia akan penuh dengan dosa, untuk itu gelap akan menyelimuti roh kita, oleh karena itu manusia tidak akan menyadari kesalahannya.
Akan tumbuh suatu masyarakat yang bobrok, manusianya akan mengalami kekacauan jiwa. Alam pikiran mereka tidak lagi dilandasi dengan kasih sayang tapi dipenuhi dengan egoisme. Manusia akan mengejar kehidupan materialis secara membabi buta, cara pengejaran semacam ini akan membuat mereka keluar dari dunia nurani. Sebuah dinasti gelap akan muncul. Orang akan dikuasai oleh politikus jahat, egois dan korup, mereka pun hanya tertarik pada uang dan kekuasaan. Secara otomatis akan hilang keseimbangan. Malapetaka pun akan datang menghampiri, sebab manusia akan menanggung sendiri akibatnya itu."
"Ketika semua ini datang menghampiri, seorang guru, ayah, Tuhan, pencipta yang mahatinggi akan datang untuk memperbaiki semua ini. Dia akan menarik kembali orang-orang dari jalan sesatnya. Banjir, kebakaran, peperangan dan wabah akan bermunculan, akhirnya memberantas habis kejahatan. Dengan demikian, seluruh bumi ini akan kembali ke bentuk asalnya, jagat raya ini akan menjadi sebuah tempat yang layak dihormati dan dipuja. Setiap saat manusia akan mencintai, memuji dan mengagung-agungkan Tuhan. Sebuah alam semesta baru telah lahir; segala sesuatu akan dibangun kembali, berubah menjadi indah dan suci. Inilah kehendak-Nya. Karena aspirasi-Nya tak berakhir sampai di situ, dan selamanya begini. Tuhan akan membangun kembali jalan spiritual yang positif pada era ini, karena kehendak-Nya sendiri."
(Sumber: Zhengjian.net)

Mitologi Setiap Bangsa dan Ramalannya



Dalam mitologi, dikatakan setiap bangsa di dunia menceritakan tentang banjir dahsyat yang mengerikan, seperti misalnya di antara lebih dari 130 suku Indian di benua Amerika hampir tidak ada suku yang tidak memitoskan tentang banjir dahsyat sebagai topik. Dan dalam mitologi China, Laos, Thailand, Jepang, Australia, Yunani, India, Mesir, dan negara lainnya juga tetap menyimpan ingatan tentang sebuah banjir yang mahabesar. Di sekitar pedalaman kaki Gunung Himalaya, Tibet, orang-orang menjumpai sebuah suku, keturunan dan rupa mereka hampir mirip dengan orang Yunani. Konon katanya, mereka adalah orang-orang yang beruntung masih hidup atas peristiwa banjir yang dahsyat itu.
Pada tahun 1986, kantor berita pemerintah Turki menyatakan bahwa 5.200 meter di atas permukaan laut puncak gunung (Ararat), telah ditemukan sebuah benda yang mirip dengan perahu Nabi Nuh yang berbentuk persegi empat, lalu mengambil gambarnya dari angkasa, dan panjang perahunya sesuai dengan yang dicatat dalam kitab suci. Lalu kenapa manusia bisa mengalami bencana itu? Mitologi dari setiap negara mempunyai penjelasan yang sama terhadap hal ini. Semua ini dikarenakan kemerosotan dan kebejatan manusia, lalu para "kehidupan tingkat tinggi" memutuskan untuk menghukum manusia. Seperti misalnya dalam kitab Injil, Perjanjian Lama, mengatakan Yahweh (Tuhannya orang Yahudi) melihat manusia telah melakukan perbuatan dosa, sepanjang hari segala yang dipikirkannya selalu yang jahat-jahat, lalu Yahweh merasa menyesal telah menciptakan manusia di dunia. Kemudian dengan perasaan sedih berkata pada Nabi Nuh. "Barang siapa yang mempunyai niat tertentu, ujung kehidupannya telah tiba di hadapanku, karena bumi dipenuhi dengan kelaliman mereka; Lihatlah, aku akan membuat luapan air bah di bumi, memusnahkan bumi."
Para arkeolog dalam eksplorasi peninggalan kuno di Eropa bisa dengan jelas melihat jejak jatuhnya manusia. Apakah musnahnya manusia di masa lalu disebabkan oleh sekali luapan air bah? Kita adalah sekelompok manusia yang pelupa. Dalam sejarah Yesus dan Buddha Sakyamuni memang ada manusianya. Semuanya tercatat pada hal-hal yang mereka tinggalkan, seperti misalnya sewaktu Yesus mengalami penderitaan di atas paku kayu salib, orang-orang di jalanan menertawakan dan mengejeknya. "Jika kau adalah anak Allah, maka turunlah dari atas kayu salib. Dia telah menyelamatkan orang lain, tapi malah tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, biarlah Allah yang akan menyelamatkannya, karena dia mengatakan bahwa dirinya adalah anak Allah," umpatnya. Yesus yang berada di atas kayu salib, benar-benar menderita. Di saat Yesus berseru dalam penderitaannya dan kemudian wafat, tirai yang berada di dalam tempat sembahyang dari atas hingga ke bawah robek menjadi dua bagian, bumi bergetar dan gunung pun berguncang. Semua orang yang berada di tempat itu menjadi terkesima, dan dengan takjub berkata "Oh! Dia benar-benar adalah anak dari Allah!" Dan tiga hari kemudian, Yesus bangkit kembali.
Dalam peninggalan sejarah dewata Buddha Sakyamuni juga banyak sekali tercatat hal-hal seperti itu. Namun sekarang, semua ini sepertinya telah lama dilupakan orang. Kita tidak hanya telah melupakan masa lalu, tapi kita juga kebingungan terhadap masa depan. Banyak sekali para peramal dalam sejarah yang sudah banyak meramalkan terhadap sejarah manusia, dan banyak sekali negara di dunia mempunyai ramalan yang beraneka ragam, seperti misalnya Nostradamus dari Perancis yang telah banyak meramalkan tentang munculnya perang dunia pertama dan kedua, perang Teluk serta runtuhnya komunisme Uni Soviet. Selain itu, pada zaman kerajaan Jawa kuno, Jayabaya telah meramalkan akan munculnya Dai Nipon (Jepang) sebagai kekuatan militer di Asia Pasifik yang menjajah Indonesia.
Juga paranormal China telah meramalkan perubahan dinasti dan pembentukan China yang baru. Ada yang telah meramalkan sekarang terdapat sebuah masa kebersamaan antara manusia dengan dewa-dewa, ada yang meramalkan bencana yang dahsyat pada manusia dan mengatakan jika terjadi sebuah kejadian tertentu, maka ramalan bencana dahsyatnya akan berakhir hingga di sini. Wahai manusia, jalan manakah yang harus ditempuh, semua mitos dan ramalan ini mungkin bisa memberikan beberapa pemikiran dan pelajaran yang berharga pada kita semua agar "terselamatkan".
(Sumber : Dajiyuan)