Jumat, 05 September 2008

Menjelang Olimpiade, Partai Komunis China Mengedarkan Dokumen Rahasia Menggerakkan Aksi Penindasan


Penyelenggaraan olimpiade makin mendekat, di negara China, kasus penculikan dan penganiayaan hingga mengakibatkan kematian yang menimpa pengikut Falun Gong terus bermunculan. Sebuah sumber mengatakan, terjadinya hal ini berkaitan dengan isi dokumen rahasia Partai Komunis China yang diterbitkan pada tanggal 19 Pebruari 2008.


Menjadikan “membangun lingkungan social yang baik” untuk olimpiade sebagai dalih tindakan penindasan


Sebuah sumber di dalam mengatakan, tanggal 19 Pebruari 2008, mengatas namakan “komite politik dan hukum PKC”, secara rahasia mengedarkan suatu dokumen yang disebut sebagai “Rencana kerja menjaga kestabilan sosial, menjamin terselenggaranya olimpiade Beijing dengan aman”. Dokumen ini diedarkan ke “komite politik dan hukum” di 40 propinsi seluruh negeri, serta “biro keselamatan propinsi dan penyelasaian masalah ajaran sesat”.
Dokumen tersebut menyatakan agar dalam periode Maret sampai dengan September 2008, “mengerahkan waktu, mengerahkan sumber daya manusia, membentuk penelitian khusus bagi penyelesaian terhadap aksi perselisihan dan konflik”, “memperkuat pengaturan aktifitas reporter asing yang meliput olimpiade”, “memperkuat pengaturan bagi penggunaan internet serta pesan singkat tilpon seluler”, secara khusus menekankan pada “ secara serius waspada dan mengambil tindakan” terhadap Falun Gong. Seperti luas diketahui, pada situasi semacam ini, yang disebut oleh PKC sebagai “pengaturan” adalah nama lain dari “penindasan terhadap HAM”.
Dokumen tersebut lebih lanjut menegaskan, “membentuk sistim pengamatan kumpulan massa untuk mengendalikan aksi pertikaian, terhadap pengikut Falun Gong, dilakukan “penyelidikan total”, “satu per satu dapat dilakukan pendidikan dan tindakan waspada”.
Dalam dokumen rahasia komite politik dan hukum PKC yang diedarkan sebanyak 40 buah itu berbunyi “membangun lingkungan sosial yang baik bagi olimpiade”, setiap propinsi “wajib mengikuti prinsip pengaturan wilayah dan ‘siapa mengurus, siapa bertanggung jawab’, setiap lapisan departemen dan individu menanda tangani dan bertanggung jawab terhadap analisa dan pelaksanaan butir demi butir dokumen tersebut.
Dokumen rahasia yang mengakibatkan lebih banyak kasus kematianSetelah dokumen rahasia tersebut diedarkan oleh PKC pada bulan Pebruari 2008, Minghui net berturut-turut menerima informasi tentang kasus kematian akibat penyiksaan dari berbagai tempat di daratan China, diantaranya :
* 23 Pebruari 2008, Chang Zhijun pengikut Falun Gong dari Propinsi Sichuan yang ditahan secara illegal di penjara Xi An meninggal akibat penganiayaan. Keluarga yang mendapat kabar melalui tilpon mendatangi penjara namun ditolak masuk oleh aparat, setelah memaksa dengan keras, barulah keluarga dapat melihat jenasahnya, sekujur tubuh mengalami pembengkakan, bagian tengkuk terdapat memar berwarna biru. Keluarga berkeras meminta proses pengadilan baru dilaksanakan kremasi, namun pengacara yang didatangi mengatakan : “untuk kasus ini kami telah mendapat pesan dari atas, sehingga tidak berani menangani”. Kremasi dilakukan oleh pihak kepolisian dengan cepat hanya selang sehari setelah kematian (tanggal 24).
*Chen Baofeng pengikut Falun Gong dari kota Zhaoyang propinsi Liaoning adalah seorang pengemudi taxi. Pada tanggal 24 Pebruari 2008 ketika sedang mengantarkan tamu, di tengah jalan dihentikan oleh polisi, berikut penumpang mereka diculik. Pada tanggal 3 Maret Chen Baofeng dipindahkan ke penjara nomor 1 kota Zhaoyang, malam itu juga dianiaya sampai mati. Kepolisian setempat tidak mengijinkan keluarga melihat jenasahnya. Seluruh jajaran pemerintahan setempat mulai dari tingkat propinsi hingga tingkat kota, mengeluarkan pernyataan yang sama, Chen Baofeng meninggal karena serangan jantung, keluarga Chen menegaskan, korban berbadan sehat, sama sekali tidak mempunyai penyakit jantung.
* 24 Pebruari 2008, pengikut Falun Gong bernama Zhong Xiuxia dari kota Huifang propinsi Shandong, dalam perjalanan menuju sebuah pasar swalayan, di tengah jalan menceritakan kebenaran tentang Falun Gong kepada orang yang berpapasan. Sekitar pukul 11.30 siang, dia diculik dan dibawa ke kantor keamanan setempat. Empat jam kemudian Zhong Xiuxia meninggal akibat penganiayaan.
* 27 Pebruari 2008, Wang Guiming pengikut Falun Gong dari kota Donghua propinsi Jilin dipanggil ke kantor keamanan setempat kemudian dibawa ke kamp pendidikan di Changchun, 2 hari kemudian dia meninggal akibat penganiayaan dalam usia 38 tahun. Istrinya Han Fengxia yang mendatangi kantor keamanan menuntut keadilan, mengalami berbagai teror sehingga tidak berani pulang ke rumah.
* 1 Maret 2008, Gu Jianming (wanita, usia 53 tahun) pengikut Falun Gong berasal dari Shanghai diculik oleh aparat keamanan wilayah Yangjing, Pudong Shanghai. 13 Maret 2008, dia meninggal akibat penganiayaan. Siang itu, suami Gu menerima tilpon dari kantor 610 wilayan Pudong, dikatakan bahwa Gu menderita sakit dan akan dikirim ke rumah sakit. Sore hari sekitar pukul 3, ketika si suami menemui sang istri dalam kamar perawatan sebuah rumah sakit, didapati istrinya dengan kondisi 2 mata sudah menonjol keluar, biji mata membesar, sudut mulut mengalir darah, tak ada seorang pun yang mengurus. Si suami meminta-minta pertolongan, dokter pun bertindak seolah-olah memberikan pertolongan, namun kemudian menyatakan korban sudah tidak bernyawa.
* 3 Maret 2008, pengikut Falun Gong dari propinsi Henan bernama Kong Guanzhou, lelaki berusia 62 tahun, ketika sedang makan didatangi oleh 6 orang dari keamanan nasional antara lain, Xia Yishuang, Qiu Xongtao, Zhou Yichen, dengan alasan memeriksa computer yang terkena virus, kemudian dia diculik dan ditahan di kantor keamanan setempat. 7 hari kemudian (9 Maret), Kong meninggal karena dianiaya. Semasa hidupnya Kong Guanzhou adalah seorang dosen bahasa Mandarin pasca sarjana pendidikan guru.

Foto Kong Guanzhou

* Dokumen rahasia mengakibatkan lebih banyak lagi kasus penculikanMinghui net menerima informasi tentang penculikan yang diakibatkan oleh diedarkannya dokumen rahasia PKC tertanggal 19 Pebruari 2008 tersebut, diantaranya adalah :
* Di berbagai wilayah kota Beijing tempat pelaksanaan olimpiade, sejak awal Januari hingga pertengahan Maret 2008, kasus penculikan terhadap pengikut Falun Gong sudah mencapai 156 orang. Menurut kabar, bahkan sejak Agustus 2007, pihak kepolisian sudah melakukan pengawasan ketat dan penguntitan. Penculikan yang dilakukan adalah dengan dalih kekuatiran terhadap tingkah laku pengikut Falung Gong dalam masa penyelenggaraan olimpiade.
* 25 Pebruari 2008, di berbagai kota di propinsi Liaoning seperti Lingyuan, Jinzhou, Hulu Dao, Zhaoyang, Xingcheng, Shuizhong, dalam waktu yang hamper bersamaan terjadi penculikan terhadap pengikut Falun Gong di kota-kota tersebut. Diketahui bahwa kasus tersebut adalah suatu aksi terencana dan diatur oleh pihak keamanan propinsi Liaoning, korban mencapai ratusan orang, termasuk keluarga yang menjenguk tahanan di dalam kamp pendidikan Mashanjia.
* 27 Pebruari 2008, kantor teroris “610” kota Dehui propinsi Jilin, bersama dengan aparat keamanan dari kantor keamanan kota Changchun, menculik belasan pengikut Falun Gong dari kota Dehui, yang kemudian ditahan dan mengalami penyiksaan di dalam penjara kota Dehui. Menurut penuturan keluarga korban, penyiksaan dilakukan dengan sangat kejam.
Jauh sejak tahun 2005, wakil direktur keamanan Partai Komunis China Liu Jing telah menerima perintah agar Falun Gong dibasmi sebelum penyelenggaraan olimpiade, perintah ini kemudian diteruskan ke jajaran bawah, dengan instruksi agar dijalankan sesuai dengan garis yang telah ditentukan. Maret 2007, mantan direktur keamanan Zhou Yongkang juga pernah memerintahkan jajaran bawah di seluruh negeri untuk menindas Falun Gong dengan keras, yang mengakibatkan pengikut Falun Gong di berbagai wilayah China mengalami penganiayaan kejam.
Olimpiade Beijing telah dijadikan dalih Partai Komunis China bagi penindasan dan penganiayaan kejam terhadap pengikut Falun Gong.

PKC Memindahkan Para Praktisi Falun Gong Yang Telah “Dirubah”

The Coalition to Investigate the Persecution of Falun Gong (CIPFG = Koalisi Untuk Penyelidikan Penganiayaan Falun Gong) baru-baru ini mempublikasikan laporan berjudul Torture Outside the Olympic Village: A Guide to China's Labor Camps (Penyiksaan Di Luar Perkampungan Olimpiade: Panduan Mengenai Kamp-Kamp Kerja China) (http://www.humanrightstorch.org/news/guide-to-olympic-village-labor-camps/), yang menjelaskan berbagai insiden penganiayaan serta memberikan arahan ke kamp-kamp kerja paksa di sekitar tempat berlangsungnya Pesta Olimpiade.
Tidak lama setelah Panduan tersebut dipublikasikan, Beijing segera memindahkan semua praktisi Falun Gong yang teguh dari kamp-kamp kerja paksa ini dan menggantinya dengan beberapa mantan praktisi yang telah “dirubah” dan telah melepas Falun Gong. Kamp-kamp tersebut memperlakukan para mantan praktisi ini dengan baik dan mengijinkan para wartawan dari seluruh dunia untuk memasuki kamp-kamp tersebut dan melakukan wawancara. Tetapi apa yang para wartawan ini lihat adalah citra palsu yang direkayasa oleh Beijing.
Kepada para reporter yang hendak melakukan wawancara, mohon lakukan beberapa kelompok agar mengunjungi kamp-kamp yang berbeda dalam waktu bersamaan. Contoh, banyak praktisi dipindahkan dari Beijing ke Kamp Kerja Paksa Shanxi dan Kamp Kerja Paksa Wanita Shanxi, sementara beberapa lainnya dikirim ke Mongolia Dalam. Para praktisi ini dikurung dan tidak diperkenankan memiliki kontak dengan dunia luar.
Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2008/8/10/183816.htmlEnglish: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2008/8/11/99729.html