Selasa, 14 April 2009

Ratusan Keluarga Praktisi Falun Gong Beserta Pengacara Ajukan Gugatan



Baru–baru ini 127 orang sanak saudara dari praktisi Falun Gong yang bernama Song Aichang dan Wang Sanying beserta 9 orang pengacara mereka berkoalisi mengajukan gugatan terhadap Pengadilan Menengah kota Shijiazhuang propinsi Hebei, Tiongkok, yang telah memberi perintah pada pihak Pengadilan daerah (Pengadilan Wilayah Qiaoxi) untuk memutuskan hukuman 3 tahun penjara terhadap kasus seorang praktisi Falun Gong yang bernama Song Aichang, sekaligus juga menuntut agar Pengadilan Menengah tidak campur tangan dalam naik banding kasus ini.
Disamping itu, seorang pengacara Harbin yang berkali–kali membela praktisi Falun Gong di pengadilan yang bernama Wei Liangyue dibebaskan setelah ditahan selama 30 hari.
127 Sanak Keluarga Praktisi Falun Gong dan 9 Pengacara Berkoalisi Ajukan Gugatan
Fenomena pelanggaran hukum oleh instansi hukum di RRT, dan pelanggaran berat oleh aparat hukum sendiri yang seharusnya lebih mengerti hukum, terutama yang telah melakukan pelanggaran berat terhadap para praktisi Falun Gong, sudah menjadi suatu bentuk kasus penindasan parah terberat yang mengguncang dalam maupun luar negeri. Demi kasus ini beberapa tahun terakhir begitu banyak pengacara HAM di RRT yang maju untuk menyuarakan keadilan, memperjuangkan HAM berdasarkan hukum, sehingga terbentuklah suatu keadaan untuk melindungi praktisi Falun Gong agar bebas dari dakwaan apa pun.
Para pengacara pembela praktisi Falun Gong yang bernama Song Aichang adalah: Cheng Hai, Li Xiongbing, Tang Jitian, Xie Yanyi, Li Shunzhang; sementara pengacara pembela bagi praktisi Falun Gong yang bernama Wang Sanying adalah: Sun Hungli, Li Subing, Li Heping, Jiang Tianyong, yang berkoalisi dengan 127 orang sanak keluarga kedua praktisi Falun Gong tersebut mengajukan tuntutan ke Pengadilan Tinggi Propinsi Hebei yang isinya adalah menggugat Pengadilan Menengah kota Shijiazhuang propinsi Hebei terhadap kasus campur tangannya atas keputusan Pengadilan daerah, dan mengajukan permintaan agar Pengadilan Menengah menarik diri dari pekerjaan naik banding kasus ini.
Pengajuan tersebut sekaligus juga mengusulkan: di saat bersamaan dengan dibuatnya keputusan untuk meminta agar Pengadilan Menengah kota Shijiazhuang menarik diri atas naik banding kasus ini, juga diajukan penyelidikan lebih lanjut terhadap para oknum yang menyalah gunakan kekuasaannya atas kasus ini. Memanfaatkan momen ini, untuk segera melakukan penyelidikan mendalam secara menyeluruh terhadap semua lapisan pada Pengadilan Menengah kota Shijiazhuang yang melakukan pelanggaran hukum, serta mempersiapkan segala sesuatu untuk me-restrukturisasi Pengadilan Menengah Rakyat kota Shijiazhuang, sekaligus juga menindak tegas sejumlah oknum di dalam pengadilan tersebut yang telah melakukan pelanggaran hukum, untuk menegaskan sistem hukum yang berlaku di seluruh negeri.
Dokumen tersebut secara bersamaan telah dikirimkan kepada Dewan Administratif Pemerintahan Propinsi Hebei, Dewan Rakyat Propinsi Hebei, Kejaksaan Rakyat Propinsi Hebei, Pengadilan Tertinggi Rakyat, Kejaksaan Tertinggi Rakyat, Dewan Administratif Pemerintahan Pusat, dan juga kepada Dewan Rakyat Pusat Nasional.
Bagian akhir dokumen tersebut menyebutkan: Semoga dengan prosedur seperti ini dapat memberikan harapan bagi terdakwa dalam kasus untuk mendapatkan keadilan. Oleh karena itu kami menghimbau agar pengadilan dapat mempertimbangkan kembali permohonan kami ini, dan mengambil keputusan sesuai dengan hukum yang berlaku.


Pengadilan Menengah Shijiazhuang Kerapkali Menginterfensi Pengambilan Keputusan di Pengadilan Daerah
Kedua praktisi Falun Gong yang bernama Song Aichang dan Wang Sanying adalah praktisi Falun gong di wilayah kota Shijiazhuang. Mereka secara terpisah ditangkap oleh polisi setempat pada 22 Juni 2007 dan 3 Juni 2008. Setelah itu, 22 September 2008 Song Aichang divonis hukuman penjara 3 tahun oleh Pengadilan Daerah Wilayah Qiaoxi kota Shijiazhuang. Sementara Wang Sanying divonis hukuman penjara 4 tahun pada 21 Januari 2009.
Pengacara pembela Song Aichang, Cheng Hai, di dalam berkas penyelidikan mendapatkan adanya dokumen dari Pengadilan Menengah Shijiazhuang yang ditujukan kepada Pengadilan Daerah Wilayah Qiaoxi yang memberi perintah kepada pengadilan daerah tersebut untuk membuat putusan terhadap kasus Song Aichang.RRT menerapkan sistem dua kali pengadilan terhadap suatu kasus pidana, fungsinya adalah agar pengadilan kedua dapat melaksanakan fungsi kontrol terhadap pengadilan pertama, melakukan koreksi terhadap kesalahan yang dilakukan oleh pengadilan pertama, agar dapat meningkatkan legalitas dan keadilan akan keputusan pengadilan. Akan tetapi Pengadilan Menengah Shijiazhuang kerap kali mengintervensi independensi pengambilan keputusan oleh Pengadilan Daerah, dan merusak sistem pengadilan dua kali yang berlaku. Meskipun Pengadilan Menengah Shijiazhuang sudah berkali–kali dituntut oleh sejumlah pengacara, namun pengadilan tersebut lagi–lagi campur tangan dalam kasus Song Aichang, dengan menurunkan surat perintah, yang secara jelas memerintahkan agar Pengadilan Daerah Wilayah Qiaoxi agar memvonis tersangka dengan hukuman penjara 3 tahun.
Menurut berita dari Stasiun Radio Free Asia pada Kamis, 2 April, pengacara Jiang Tianyong yang ikut membubuhkan tanda tangan dalam petisi tersebut saat menerima wawancara stasiun radio tersebut mengatakan: “Beberapa bulan yang lalu, pengacara Cheng Hai dan kawan – kawan mendatangi Pengadilan Menengah Shijiazhuang dengan maksud menyampaikan keberatan dan naik banding, tepat pada saat mengajukan berkas permohonan untuk naik banding mereka mendapatkan bahwa di dalamnya ada dokumen dari Pengadilan Menengah Shijiazhuang yang isinya memberi instruksi penanganan terhadap kasus ini, yaitu bagaimana harus memvonis, nyata sekali bahwa dalam putusan pengadilan pertama saja sudah dapat mencerminkan putusan yang akan diambil pada pengadilan kedua.
Cheng mengatakan, “Saat melihat dokumen tersebut kami sangat terperanjat, ternyata ada pengadilan tingkat atas yang mencampuri pengambilan putusan oleh pengadilan yang
dibawahinya, paling tidak dari sini bisa dilihat bahwa independensi suatu pengadilan di RRT
sama sekali tidak eksis.
Pengadilan Menengah Shijiazhuang Merusak Hukum di RRT
Jiang Tianyong selaku pengacara pembela praktisi Falun Gong yang bernama Wang Sanying mengatakan kepada Stasiun Radio Asia Freedom, “Hal yang telah dilakukan oleh Pengadilan Menengah Shijiazhuang sudah sangat merusak sistem penegakan hukum di RRT.
Jiang mengatakan, “Seharusnya pengadilan pertama secara independen memiliki hak untuk membuat putusannya sendiri, jika terdakwa tidak puas dengan hasil putusan pada pengadilan pertama, bisa diajukan naik banding hingga ke pengadilan kedua, lalu pengadilan kedua membuat keputusan yang independen berdasarkan hukum dan pemahaman atas kasus tersebut, hasil yang didapat pada pengadilan kedualah yang akan dijadikan sebagai putusan akhir atas kasus tersebut, namun kenyataannya jika pada proses pengadilan pertama sudah diintervensi pengambilan putusan oleh pengadilan kedua, maka hasil pengadilan pertama pada dasarnya adalah sama dengan hasil putusan pengadilan kedua, lalu apa lagi gunanya kami mengajukan naik banding ke pengadilan kedua?”
Contoh campur tangah dan pengendalian ilegal terhadap pengambilan keputusan di pengadilan seperti yang terjadi pada kasus praktisi Falun Gong ini sangat beraneka ragam, beberapa waktu lalu Pengadilan Menengah Chengdu menyewa sejumlah juri yang tidak memenuhi syarat, dalam keadaan pengacara belum sempat mengajukan berkas pembelaan, sudah diumumkan bahwa berkas pembelaan sudah dibacakan, lalu mempertahankan hasil putusan pada pengadilan pertama, yang menjerumuskan 11 orang praktisi Falun Gong dengan hukuman berat.
Selain itu, para pengacara yang membela praktisi Falun Gong juga menghadapi tekanan yang amat besar, bahkan ditahan secara pidana. Seorang pengacara dari Harbin, Heilongjiang, bernama Wei Liangyue yang pernah menjadi pengacara pembela belasan orang praktisi Falun Gong, pada 28 Februari lalu pernah ditangkap oleh polisi yang menerobos masuk ke dalam rumah seorang teman istrinya yang juga berlatih Falun Gong, beliau sempat ditahan selama 30 hari, dan baru dibebaskan pada 30 Maret lalu dengan jaminan.
Wei Liangyue mengatakan kepada Stasiun Radio Asia Freedom, “Saya telah memahami, dalam kasus ini kantor polisi wilayah Nangang telah mengirim laporan kepada Dewan Administratif Kota Harbin, di dalam laporan ini hanya menyingggung bahwa saya telah menjadi pengacara pembela untuk membebaskan para praktisi Falun Gong, beranggapan bahwa saya Wei Liangyue telah melakukan pembelaan terang – terangan bagi para praktisi Falun Gong, atau secara terang–terangan membela Falun Gong bahwa Falun Gong bukan ajaran sesat dan lain–lain dan telah melanggar hukum pidana negara, begitulah kira – kira isinya, lalu mengajukan permohonan agar saya ditahan secara pidana, meminta agar saya divonis dan lain–lain, namun saya juga cukup beruntung, anggota Dewan Administratif Kota Harbin masih menegakkan keadilan bagi saya atas masalah ini, dan mengembalikan laporan dan masukan dari kantor polisi Nangang tersebut. (The Epoch Times/lie)

Tidak ada komentar: